A.
Latar belakang masalah
Karya sastra merupakan hasil
kreatifitas dari pengarang yang memiliki nilai estetika dan nilai-nilai pendidikan.
Oleh karena itu, karya sastra dapat memberikan pengaruh terhadap cara berpikir
seseorang mengenai berbagai aspek kehiupan. Sastra tidak hanya dinilai sebuah
karya seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi tetapi telah dianggap
sebagai karya kreatif yang dimanfaatkan untuk konsumsi intelektual disamping
konsumsi emosi (Semi, 1990: 1). Artinya bahwa didalam cerita banyak ditemukan
tema-tema yang bermanfaat bagi pendidikan bagi anak-anak dan masyarakat pembaca
sastra, dan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan nilai-nilai edukatif.
Sebagai bentuk seni, karya sastra
bersumber dari kehidupan sehari-hari yang kemudian dipadukan dengan imajinasi pengarang
itu sendiri. Maksudnya seorang pengarang dalam mencipatakan sebuah karya sastra
diilhami oleh pengalaman dalam kehidupannya.
Karya sastra merupakan karya seni
yang memiliki dunia tersendiri yang berrbeda dengan karya seni lainnya. Hal ini
disebabkan karena karya sastra selain
memiliki nilai estetis, juga mengandung berbagai pengetahuan yang dapat
mempengaruhi kehidupan pembacanya.
Salah satu bentuk karya sastra adalah
novel termasuk dalam karya sastra yang paling populer. Novel merupakan bentuk
karya sastra yang paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, sebab daya
komunikasinya cukup luas terhadap masyarakat
.
Banyak pengarang Indonesia yang telah
menciptakan karya sastra yang bermutu, salah satunnya adalah Andrea Hirata seorang
penulis asal Bangka Belitong yang membuat Tetralogi Novel yang berjudul laskar
pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan yang terakhir Maryamah Karpov.
Andrea Hirata seorang penulis yang
lahir dan dibesarkan didaerah asalnya yaitu bangka Belitong yang juga seorang
pegawai BUMN ini sebenarnya tidak mempunnyai latar belakang sebagai penulis
buku, sebab dia tidak pernah benar-benar menempuh pendidikan secara formal yang
mempelajari tentang seluk beluk karya sastra, tetapi beliau mampu menulis Novel
Tetralogi sekaligus dengan gaya Realis yanng bertabur metafora yang benar-benar
diminati oleh banyak pembaca dari berbagai kalangan, bahkan novelnya juga
menjadi salah satu novel Best Seller di negara tetangga.
“meski masih terlalu Hipotenik, karya
Andrea diterima secara luas mungkin juga karena pembaca kita jenuh akan sajian
metrotop bertema urban super ringan, pornografi, hedonistik, dan mulai mendamba
tulisan yang lebih berkapasitas. Andrea mengobati kehausan para pecinta buku
akan buku-buku Indonesia yang bermutu (Kompas, 11 November 2006)”.
Dalam novel edensor karya ke tiga
dari tetralogi yang ditulisnya, Andrea mencerittakan tentang perjalanan hidup
tokoh Ikal yang mendapatkan Beasiswa strata dua Uni Eropa di Universitas
Sorebonne Perancis. Selama menuntut ilmu di Perancis dia mengalami berbagai Tranfosmasi
Budaya dari yang awalnya tinggal di Bangka belitong yaitu daerah yang agak
tertinggal, dan kini dia harus hidup di negeri orang yang jelas Budayanya akan
sangat jauh berbeda dengan tempat tinggalnnya semula. Hal itu secara tidak disadari
menimbulkan konflik psikologis atau kejiawaan yang disebabkan karena tranformasi
budaya yang sangat jauh yakni budaya timur yang penduduknya ramah, mengutamakan
sopan santun, saling tolong menolong berbeda dengan budaya barat yang selalu
acuh terhadap orang lain dan hanya memikirkan kepentingan bagi dirnya
sendirinya. Konflik tersebut juga dapat disebabkan oleh barbagai faktor
lainnya. Saat menempuh pendidikan di Sorebonne, Ikal mengenal beberapa teman
yang berasal negara-negara lain, dan disitulah mereka saling belajar dan merasa
satu nasib karena jauh dari keluarga dan sama-sama tinggal di daerah yang
budayanya berbeda jauh dengan daerah asal mereka masing-masing.
Pada suatu liburan, Ikal yang
mempunyai cita-cita untuk mengelilingi dunia, bersama-sama dengan teman-teman
dari negara lain itulah mereka memutuskan untuk mengadakan semacam perjalanan
berkeliling Eropa dengan uang saku yang terbatas. Selama perjalanan mereka
melakukan apapun yang tentunya halal untuk bertahan hidup, misal disuatu tempat
mereka mendapatkan ide untuk mengamen, jadi badut jalanan, atau hal-hal lain
untuk mendapatkan uang untuk sekedar menyambunng hidup di Negeri orang. Yang
pasti mereka menunjukkan bahwa niat adalah yang paling utama yang diperlukan
untuk menghadapi berbagai kemungkianan di dunia ini.
Di novel ini, pengarang bercerita
tentang keberanian bermimpi, kekuatan cinta, pencarian jati diri, dan
penaklukan-penaklukan yang gagah berani. Yaitu mimpi seorang laki-laki dari
keluarga sederhana, anak dari seorang buruh tambang timah di daerah tertinggal
yang bercita—cita untuk menuntut ilmu di Universitas terkenal di dunia yang
mana akhirnya mimpi itu menjadi nyata dengan sebuah keyakinan dan usaha tanpa
lelah untuk meraih puncak tertinggi kehidupan. Novel ini memotivasi pembaca
agar tidak takut untuk bermimpi atau bercita-cita setinggi apapun. Semua hal
didunia akan mampu diraih jika kita memiliki niat yang kuat dengan usaha tanpa
lelah.
B.
Rumusan masalah
Setelah membaca, memahami, dan
mengamati novel “Edensor” secara keseluruhan, maka dapat diperoleh gambaran
kehidupan suatu masyarakat dengan segala permasalahannya. Penelitian ini akan
menyoroti masalah yang ada didalam novel. Dari masalah yang ada memunculkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Tranformasi Budaya yang
dialami tokoh Ikal dalam Novel yang berjudul Edensor karya Andrea Hirata?
2. Bagaimana cara Ikal mengatasi
Tranformasi Budaya pada saat menuntut ilmu di Eropa yang sangat jauh perbedaannya
dengan pada saat dia hidup dan di besarkan di kota kelahirannya Belitong?
C.
Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan Tranformasi budaya
tokoh Ikal dalam novel “Edensor” karya Andrea Hirata.
2. Mendeskripsikan cara mengatasi
Tranformasi budaya tokoh ikal dalam novel Edensor karya Andrea Hirata.
untuk download file diatas klik disini
untuk download file diatas klik disini
No comments:
Post a Comment