Laman

Tuesday, November 15, 2011

pemuja rahasia


Menjadi pemuja rahasia adalah suatu yang gak mengenakkan, itulah yang aku rasakan. Kisah ini tepatnya terjadi saat masa SMAku. Bermula dari perkenalanku dengan seorang gadis saat kelas satu yang dikenalkan seorang teman, akhirnya kami menjalin persahabtan. Kami berdua berjalan bersama dalam duka dan tawa sampai kelas tiga. Semula aku tak merasakan apa-apa. Dan gak pernah ada dalam kamusku, aku akan menjadi seorang yang benar-benar sayang ma dia.
Semua berubah saat kami berdua kelas tiga dan disaat itu ada seorang anak baru yang mendaftar sekolah, dan dia masuk dalam kelas kami. Namanya andrian (bukan nama sebenarnya). Dia adalah pindahan dari sebuah sekolah perguruan tinggi didaerah pati. Kebetulan dia duduk dibelakang tempat dudukku, dan sejak saat itu akhirnya dia menjadi sahabat kedua dalam hidupku. Karena aku sering berdua dengan novi (cewek yang akhirnya kupuja) aku mengenalkan andrian ke novi. Pada akhirnya kita pun bertiga sering bareng. Gak disangka ternyata kebersamaan itu membuwat andrian lama-lama menyukai novi, dan dia menyampaikan maksud itu ke aku dan menanyakan apakah novi sudah memiliki cowok. Tentu saja pertama aku kaget dan gak nyangka apa yang ada dibenak andrian. Aku bicara apa adanya bahwa novi belum memiliki cowok.
Aku sama sekali belum merasakan kehilangan apapun, sampai akhirnya aku tahu bahwa andrian dan novi jadian. Aku gak tahu pastinya kapan hal itu terjadi. Tapi yang pasti sejak saat itu aku ngerasa ada sesuatu yang hilang dari diriku. Semula aku mencoba untuk selalu tersenyum dan biasa seolah gak ada apa-apa. Aku bahagia karena akhirnya novi bisa mendapatkan seorang kekasih, karena selama tiga tahun ini yang aku tahu dia gak pernah dekat sama satu cowokpun.
Hari berlalu dalam kehidupanku dan aku masih mencoba santai pada kejadian yang aku alami ini. Tetapi suatu waktu semua berubah tatkala kami bertiga dengan anak-anak satu kelas maen kerumah andrian. Disitu kami bercanda, tertawa, dan ngobrolin banyak hal. Aku duduk disebuah sofa dan disampingku andrian tengah asik bercanda dengan novi. Aku merasa iri, dan ada suatu yang mengganjal dalam diriku. Aku benci kepada andrian dan kepada novi, dan entah kenapa.
Ketika waktu dzuhur aku tengah duduk didalam kamar andrian mendengarkan musik sendirian lewat headset karena tak ingin ada yang ngeganggu. Disaat itu tanpa sengaja novi masuk kedalam kamar, aku kaget. “mau ngapain vie?” tanyaku. “mau solat” jawab novi..”yaudah situ solat udah ada sajadahnya, gak apa-apa kan aku disini?”. “Iya gak papa” jawab novi singkat.
Akupun asik kembali mendengarkan lagu tanpa perduli pada novi sampai akhirnya novi sudah selesai solat. “ehm dengerin apa” tanya novi sambil menghampiriku. “Nie lagi dengerin lagu” kemudian aku mengulurkan satu headset buwat dia. Kamipun terhanyut dalam alunan lagu yang syahdu. “oh tuhan kucinta dia, berikanlah aku hidup” sebuah lagu Acha septriasa. Tanpa tersadar aku menatap novi, dan aku baru sadar ternyata novi terlihat begitu cantik saat ini. Aku menghela nafas karena dia telah menjadi milik sahabatku sendiri. Aku hanya diam begitu juga novi, gak tahu apa yang ada dipikran masing-masing. Sepuluh menit berlalu, kami hanya saling pandang tanpa suara dan hanya ada seulas senyum yang kadang nampak dari wajah kami. Tanpa terasa jantugku berdetak kencang, saat senyum dan tatapan novi terlintas. “ya Allah, apa yang aku rasakan ini?” sebuah pertanyaan dalam hati yang tengah berkecamuk. Aku pun mencoba untuk menepisnya karena ini adalah sesuatu yang salah. Ada getir dalam rongga dada yang tak bisa kuartikan, aku hanya menghela nafas.
Sebuah suara membuyarkan lamunan kami berdua, dan suara tu adalah andrian. Novi kemudian bangkit dengan tatapan mata yang tak dapat kuartikan dan menimbulkan sesak dalam dadaku, “kenapa kini aku merasa takut kehilangan kamu vie”. Sejak saat itu hariku penuh dengan tekanan, dan terlebih karena harus selalu ada diantara meraka. Aku lebih memilih hindar dari mereka. Dan mulai menemukan keasikanku sendiri, namun hal itu gak pernah ngebuwat hatiku bahagia. Mencoretkan setiap kegundahan dan keresahan lewat kata-kata. Aku memilih memendam cintaku, dan menjadi seorang pemuja rahasia. Barangkali hanya ini satu-satunya jalan yang bisa kutempuh karena aku gak mau mereka akan membenciku.
Angin berhembus menerpaku
ditemani daun berjatuhan hijau memukau
sepanjang jalan berbatu kutapaki
kelokan dan tanjakan mengernyitkanku
kau ada disana dan kuingat..........

sepoi, sejuk menyentakku
dari kedalaman sebuah hati aku terhanyut
menerawang batas kelam jiwa
dari samar wajah tanpa nama

membungkus nafas hingga terhenti
tak terbantahkan kegalauan dan kesenyapan tampak
ingin kusapa, aku semakin menjauh
langkahku terpatahkan tak terkira
akupun menutup mata dan berkata
biarlah aku jadi pemuja rahasia”

No comments: