Novel
ini merupakan kelanjutan dari novel laskar pelangi. Laskar
pelangi yang mengajarkan tentang bagaimana memperjuangkan pendidikan
ditengah keterbatasan. Novel sang pemimpi ini kita lebih di ajak
untuk berkreasi dalam alam pikiran kita. Memperjuangkan apa yang yang
selama ini kita yakini. Mimpi-mimpi yang kadang bisa mengubah
seseorang dalam ketidak mungkinan. Pengarang mencoba menunjukkan sisi
lain tentang bagaimana nasib, kebahagiaan, cara hidup, dan melihat
kehidupan dari sudut pandang yang berbeda. Kita akan ditunjukkan
sebuah pandangan yang begitu luas hingga kita tercengang dan tak
percaya. Kebahagiaan yang meluap-luap, kesedihan yang mengharu biru,
perjuang yang tanpa lelah, proses kehidupan yang begitu panjang dan
penuh perjuangan. Setiap kata yang ada dalam novel ini akan
menghentakkan pikiran hingga kita menahan nafas, menyentuh jiwa kita
hingga titik yang tak bisa dikatakan, dan membentuk pikiran dalam
alam bawah sadar tentang bagaimana kita hidup.
Ikal,
Arai, dan Jimbron, setelah SMP mereka
melanjutkan sekolah SMA. Dari masa SMA inilah perjuangan keyakinan
tentang mimpi itu terbentuk. Ikal merupakan anggota laskar pelangi
yang masih tetap ada, Arai merupakan sepupu Ikal keturunanan simpai
keramat atau garis keturunan terakhir dari keluarganya yang tinggal
bersama Ikal sejak SD, sementara Jimbron merupakan anak angkat dari
seorang pendeta nasrani yang setia menghantarkannya setiap sore
kemasjid karena ingin Jimbron menjadi mukmin yang taat. Mereka
adalah tiga sekawan yang selalu bersama-sama dan memiliki mimpi yang
tak terbantahkan.
Dari
seorang guru sastra bernama pak Balia mimpi
itu dimulai. Bermimpilah, karena tuhan akan memeluk
orang-orang yang bermimpi. Seorang guru yang penuh inspiratif, yang
setiap saat tanpa lelah mengajari mereka memekikkan kata-kata
motivasi perjuangan dengan penuh semangat. Guru yang mengajari mereka
bermimpi sangat tinggi, dan bagaimana meyakinkan seberapa besar kita
dapat mewujudkan mimpi itu. Guru yang mengajari mereka bercita-cita
yang tinggi, belajar dari alam untuk meresapi kehidupan, mereguk
ilmu sebanyak-banyaknya,. Mimpi mengelilingi
eksotisnya Afrika, megahnya Eropa, dan berhenti di almamater ilmu
Universitas Sorebonne Perancis
Betapa
setiap kata-kata dapat mempengaruhi seseorang. Demikianlah
setiap hal yang diucapkan pak Balia terus ada dan hidup di hati
mereka. Arai sangat mempercayai setiap kata penuh inspiratif yang
selalu terdengar itu. Dia menjadi seorang pemimpi, seorang pembual
besar yang selalu meyakinkan kedua sahabatnya. Seorang yang selalu
meyakini bahwa mimpinya tiada terbantahkan dan dapat terjadi. Dan dua
sahabatnya selalu mempercayainya.
Mereka
rela menjadi kuli ngambat, bekerja dari jam
dua dinihari dan paginya sekolah. Mereka menabung dari waktu kewaktu
untuk mewujudkan mimpinya kuliah di paris. Jika dinalar tabungan itu
tak akan pernah mencukupi kebutuhan mereka untuk biaya perjalanan ke
Paris, namun hal itu tak pernah menyurutkan langkah mereka. Bagi
mereka selama mereka masih bisa berusaha, mereka akan mewujudkan
mimpi itu. Bagi mereka tanpa bermimpi bagaimana mereka akan hidup.
Disisi
lain mimpi kuliah di Sorebone, Jimbron
memiliki sebuah kekaguman pada sebuah binatang yaitu kuda, dan secara
diam-diam mencintai seorang gadis pendiam bernama Laksmi. Sementara
Arai memiliki mimpi yaitu bersanding dengan Zakiah nurmala, gadis
satu sekolah yang selalu menampiknya namun tak pernah menyurutkan
pendirian Arai untuk mencintai gadis tersebut. Sementara Ikal
adalah keinginannya untuk bertemu A ling, seorang gadis tionghoa yang
telah membawa hatinya jauh pergi.
Setelah
lulus SMA Arai dan Ikal merantau ke Jawa, tepatnya daerah Bogor.
Sementara Jimbron lebih memilih untuk berternak
kuda di Belitong dan bersama Laksmi gadis yang selama ini
dicintainya. Jimbron menghadiahkan dua sahabatnya dua buah celengan
kuda, dengan itu Jimbron percaya walaupun dia tidak pernah ke Paris
namun hatinya akan sampai disana bersama Arai dan Ikal jika mereka
sampai di Paris.
Perjuangan
di Bogor ternyata tak mudah dan seperti apa
yang mereka harapkan. Mereka bersusah payah untuk mendapatkan
pekerjaan. Pada akhirnya nasib menempatkan Ikal sebagai tukang sortir
(tukang pos), sementara Arai pergi merantau karena tak kunjung
mendapat kerja. Arai menghilang tanpa kabar dan hal itu membuat Ikal
benar-benar kehilangan. Pada tahun berikutnya Ikal kuliah di UI
jurusan ekonomi. Ikal akhirnya dapat lulus dari kuliah tersebut.
Setelah lulus UI, kesempatan untuk kuliah di Sorebonne datang, ada
beasiswa untuk melanjutkan S2 Jurusan ekonomi di Sorebonne. Dengan
menyingkirkan ribuan pesaing, akhirnya Ikal sampai pada perebutan 15
besar.
Pada
saat wawancara, profesor yang menguji Ikal
terpukau riset yang dibuwat oleh Ikal. Walapun berlatar belakang dari
seorang sarjana ekonomi yang bekerja sebagai tukang sortir namun
riset yang Ikal kembangkan mengagumkan. Namun hal itu membuat Ikal
sedih, karena Arai teman yang membuatnya bermimpi tak ada disamping
dia. Setelah wawancara Ikal keluar dari ruangan tempat dimana ia
mengadakan wawancara dengan lesu. Kejutan datang ketika dia berjalan,
ia tak percaya ada suara yang selama ini dia kenal. Dia menemukan
sahabatnya berada dalam sebuah ruangan wawancara. Arai disana
ditempat yang sama dan ia tidak melupakan mimpinya kuliah di
Sorebonne Perancis. Itulah Arai yang selalu penuh kejutan. Mereka
berpelukan sangat erat dan hampir tak percaya pada pertemuan itu.
Bahwa mereka masih memegang mimpi-mimpi mereka yang selama ini mereka
bawa.
Dulu
ketika Arai pergi ke Kalimantan ternyata
dia melanjutkan kuliah sambil bekerja Di Kalimantan dia kuliah di
Fakultas Mulawarman jurusan biologi, dan ketika tahu ada pengumuman
beasiswa ke Paris dia tak mau melewatkan kesempatan itu. Arai
mempersiapkan dengan penuh persiapan sebuah riset dalam bidang
biologi. Arai pun sama, sampai pada perebutan tempat 15 besar. Ketika
wawancara, Profesor yang mengujinya pun kagum pada riset yang Arai
buat karena bisa menghasilkan teori baru.
Sambil
menunggu pengumuman mereka pulang ke Belitong
karena rindu dengan keluarga dan ingin menghabiskan liburan disana.
Setelah lama disana akhirnya apa yang mereka tunggu datang, dua buah
surat pengumuman penerimaan beasiswa kuliah. Dengan berdebar-debar
surat itu mereka buka, disana tertulis dalam bahasa inggris dan
tertera bahwa Arai dan Ikal diterima untuk menjadi mahasiswa
Sorebonne Perancis. Mereka pun menangis bahagia beserta orang tua
Ikal. Apa yang mereka yakini selama ini menjadi kenyataan. Akhirnya
mereka akan menginjakkan kaki ditanah Perancis.
No comments:
Post a Comment