RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
|
:
|
SMP N 1 BRANGSONG
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Bahasa Indonesia
|
Kelas/Semester
|
:
|
IX/1
|
Standar Kompetensi
|
:
|
8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan ,
dan pengalaman dalam cerita pendek.
|
Kopetensi Dasar
|
:
|
8.1 Menulis kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang
pernah dibaca
|
Indikator
|
:
|
|
Alokasi Waktu
|
:
|
4 x 40 menit (2 x pertemuan)
|
- Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menulis kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang
pernah dibaca.
- Materi Pembelajaran
Menuliskan Kembali Dengan Kalimat Sendiri Cerpen Yang Pernah
Dibaca
Salah satu tujuan cerita pendek adalah mengungkapkan gagasan,
perasaan, dan pengalaman kehidupan. Pengarang menyampaikan gagasan
untuk memberikan wawasan, respons, atau solusi terhadap berbagai
masalah kehidupan. Gagasan dikembangkan berdasarkan pemikiran yang
logis dan pertimbangan perasaan kemanusiaan. Berbagai peristiwa
kehidupan yang dialami para tokoh dapat menjadi refleksi (perenungan)
dan pertimbangan bagi pembaca untuk memecahkan berbagai masalah
kehidupan yang dihadapinya.
Untuk menuliskan kembali sebuah cerita, kita dapat melakukannya
dengan langkah-langkah berikut.
1. Baca dan pahami cerita itu secara utuh.
2. Bagian-bagian cerita yang kita anggap penting harus kita catat.
3. Kembangkanlah catatan itu ke dalam cerita yang baru.
4. Kembangkanlah cerita itu dengan mengungkapkan kata-kata/bahasamu
sendiri.
Contoh
Menulis kaembali cerpen yang berjudul “ Kisah Sebuah Celana
Pendek” dengan kalimat sendiri
Kusno dibelikan ayahnya sebuah celana pendek.
Celana kepar 1001 made in Italia oleh ayahnya tepat pada hari Pearl
Harbour di serang Jepang. Hari itu Pak Kusno membelikan anaknya Kusno
sebuah celana pendek. Saat itu kusno berusia 14 tahun harus lulus SR
karena akan melamar pekerjaan. Saat itu harapan Kusno seperti besar
untuk mendapatkan pekerjaan, namun kenyataannya lain, Kusno ternyata
sulit menemukan suatu pekerjaan namun pada akhirnya ia mendapat
pekerjaan juga menjadi seorang opas. Mengetahui bekerja menjadi opas,
Pak Kusno Khawatir melihat anaknya menjadi opas sama seperti dirinya.
C. Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran
1. Penugasan
2. Inkuiri
Media : Teks cerpen “Air dan Api”
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan awal
1). Guru memberikan informasi tentang cerita pendek.
b. Kegiatan Inti
1). Guru membagikan sebuah cerita pendek yang
berjudul “Air dan Api”.
2). Siswa membaca cerpen yang berjudul “Air dan
Api”.
3). Siswa menentukan ide-ide pokok cerpen yang
telah dibaca.
c. Kegiatan Akhir
1). Guru dan siswa melakukan refleksi.
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan awal
Guru meminta siswa untuk mengembangkan ide-ide pokok dalam cerpen.
b. Kegiatan Inti
1). Siswa berdiskusi menemukan ide-ide pokok dalam cerpen.
2). Siswa berdiskusi cara menyunting cerita pendek.
3). Siswa mendiskusikan isi cerita yang merupakan tahap alur.
c. Kegiatan Akhir
1). Guru dan siswa melakukan refleksi.
E. Sumber Belajar
a. Buku Pelajaran Bahasa
Indonesia SMP/MTs. Karangan: Cucu Aryani, dkk. Halaman: 94, penerbit:
Yrama Widya.
b. Buku Pelajaran Bahasa
Indonesia SMP/MTs. Karangan: Nurhadi, dkk. Halaman: 25, penerbit:
Erlangga.
c. Ineternet
F. Penilaian
a. Teknik : Penugasan.
b. Bentuk instrumen : tes tulis
c. Soal /Instrumen :
- Tulislah ide-ide pokok cerpen yang sudah kamu baca sesuai dengan alurnya
Pedoman penilaian
No
DeskriptorSkorSkor maks123Menulis ide-ide pokok cerpen dengan tepatMenulis ide-ide pokok cerpen kurang tepatTidak ada jawaban2102
- kembangkan ide-ide pokok itu menjadi cerpen lagi dengan kalimatmu sendiri !
Pedoman penilaian
No
DeskriptorSkorSkor maks123Dapat mengembangkan ide pokok menjadi cerpenMengembangkan ide pokok kurang tepatTidak ada jawaban2102
- suntinglah cerpenmu itu !
Pedoman penilaian
No
DeskriptorSkorSkor maks123Dapat menyunting dengan tepatMenyunting cerpen kurang tepatTidak ada jawaban2102
Skor maksimal
No. 1 = 2
No. 2 = 2
No. 3 = 2
Jumlah = 6
Penghitugan nilai akhir dalam skala 0 s.d. 100
- Skor PerolehanNilai Akhir=--------------------xSkor Ideal (100)Skor Maksimal
Mengetahui Brangsong,
nopember 2009
Guru pamong, Guru Praktikan,
Cerpen
Air dan Api
Apabila kupandang air muka ayah, aku merasa senang. Mukanya bersih
karena berkali-kali dicuci apabila mengambil air sembahyang. Dahinya
mengkilap karena sering sujud pada tikar sembahyang. Bahkan. Aku
kadang-kadang terheran-heran mengapa ayah mengambil air sembahyang,
meskipun tidak hendak sembahyang. Pernah kutanyakan, tapi ayah hanya
tersenyum.
Adikku Ismail menumpahkan tinta sehingga hamper semua bukuku
terkena.
Bukan main marahku. Seolah-olah hendak kubalikkan saja meja karena
amarah.
“Ibnu, ambillah air sembahyang…” Aku
memandang.
“Masih lama waktu Isa, Pak…”
“Kerjakan saja apa yang
kusuruh…..Ismail, ambil lap. Sebelum itu kumpulkan buku-buku yang
kena tinta”.
Waktu itu aku menurut. Dengan hati yang mengkal aku menimba air dan
berwudhu. Air yang dingin itu sejuk menyirami tanganku, mukaku,
telingaku.
Amarahku seolah-olah tersapu bersih dan dalam ketenengan aku merasa
terlanjur telah marah-marah. Aku iba hati melihat Ismail sendiri
membenahi meja yang porak-poranda. Pasti tak sengaja Ismail berbuat
ceroboh, menumpahkan tinta. Ketika aku sampai di ruangan belajar
lagi, ayah berkata:
“Buku-bukumu yang terkena tinta, kuganti….”
Ayah memberiku buku-buku tulis dari persediaannya.
“Nah, tak perlu marah bukan? Marah tidak menyelesaikan
persoalanmu. Ismail berbuat itu tidak sengaja.
Ia sudah minta maaf tentunya. Mengapa kau harus
marah dan bukan berusaha menyelamatkan buku-bukumu dari kemungkinan
terkena tinta?”
“Aku diam”.
“Marah itu berasal dari setan, dank au tahu
setan itu berasal dari api…karena itu harus disiram air. Itulah
mengapa kau kusuruh mengambil air sembahyang.”
“Lain kali hati-hati, ya Bung….”
Ismail tersenyum pula.
No comments:
Post a Comment