Laman

Wednesday, October 05, 2011

nilai kehidupan dari fiksi

Novel adalah sebuah dunia yang amat menarik dan memikat. Ia adalah karya maha agung pengarang yang syarat akan ide-ide, gagasan, pandangan, dan nilai-nilai tentang kehidupan. Sebuah kehidupan yang berterbangan dalam pikiran. Sebuah kehidupan yang dirangkai kembali dalam halayan, dan angan-angan. Penyampaian dari jiwa yang seolah ingin berteriak kepada dunia “inilah aku”. Sebuah ekspresi raga dan jiwa pengarang yang terkoyak, tercabik, dan ingin mengungkapkannya dalam ledakan-ledakan kata-kata. Kata-kata yang kemudian ia refleksi sebagai realitas dunianya..
Sebab yang menjadikan dirinya mencipta dan seolah berontak tak lain adalah jenu, jenu menyaksikan kehidupan yang seolah datar, dan ia ingin menciptakan hal lain. Menciptakan dunia sendiri. Terkadang surut, terkadang gelombang yang dasyat ia syairkan. Syair-syair yang sangat bermakna, syarat akan pengalaman dan pengetahuan. Berdasarkan refleksi diri yang ia rancang seperti membangun sebuah gedung yang memerlukan beragam strategi. Pengimajinasian yang memerlukan perenungan yang mendalam, tak sekedar asal-asalan. Semua disusun secara sitematis dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Proses panjang yang memerlukan kecermatan dan kejelian. Disusun agar orang tertarik, dan kemudian yang paling ia tunggu adalah tanggapan yang akan ia dapat dari setiap hal yang ia kemukakan. Kadang ada teriak, tertawa, tersenyum, menangis, pilu, tak setuju, atau kadang mengacungkan dua jempol. Semua hal yang sangat berarti, karena dengan itu ia termotivasi, dan ingin menciptakan sesuatu hal yang lebih dan mampu menggugah setiap pikiran.
Lewat kata-kata bersayap yang ia ciptakan, ia ingin menciptakan dunia ideal. Dunia yang ideal bagi dirinya (pengarang). Memuat berbagai mutiara kata-kata yang menggugah laksana tatasurya yang menawan. Terbang, melesat, berhamburan, seperti bom waktu yang siap meledak kapanpun. Mampu membuat orang menangis, tertawa, sedih ataupun bahagia. Memunculkan ekspresi beragam yang sangat unik. Seolah kata-kata yang tercipta adalah sebuah magnet yang begitu magis, sehingga mampu menarik apa saja yang ada disekitarnya. Mengubah waktu sangat cepat, membuat orang terbuai dalam mimpi, membawa manusia dalam ekpedisi serta perenungan-perenungan yang mendalam, menciptakan halusinasi-halusinasi yang meledak-ledak, dan mampu menggetarkan hati dan perasaan, serta mampu membuat seseorang berdecak kagum, dan berbagai hal lain yang tak bisa diungkapkan.
Novel seperti lelaki dan perempuan yang duduk dalam sebuah taman. Bergandengan, berpelukan, berucap-ucap symfony yang mengalun syahdu, semua seolah merekah indah. Bintang dan bulan laksana bentangan surga dunia, tersenyum melirik, mencubit, dan menutup mata merah merona tersipu-sipu malu. Angin seolah sesosok wujud yang membelai mesra, berbisik, berucap, melantunkan senandung cinta, dan membuai dalam kehangatan. Air seolah mozaik kehidupan paling berarti, mengalir, berkelok, penuh gelombang-gelombang yang mendebarkan namun mempesona. Api laksana jilatan cahaya dalam kegelapan yang menuntun mesra. Terlihat elok dan menawan.
Novel juga seperti lelaki dan perempuan yang duduk dalam ruang kosong kesendirian rindu akan kekasih. Kesepian laksana nyala keabadian yang tak kunjung padam, hitam, gelap dan pekat. Jalan seumpama tiada ujung, berjalan, merangkak, dan tak menemukan apa-apa, terasa sia-sia. Hidup seolah kutukan, tangis, pilu, teriakan, dan makian. Bulan, bintang murung durjana diselimuti awan, angin berhembus laksana puting beliung menghancurkan yang dilewatinya, air seumpama racun yang diminum romeo demi Juliet, api seolah hutan yang menangis tercabik karena dunia yang kejam mengambilnya paksa. Novel memberikan gambaran kepada kita seolah memandang bunga bangkai, disatu sisi merekah indah dan elok, disisi lain berbau busuk
.Novel memunculkan suatu dunia yang bermacam makna ditawarkan, kaya akan nilai-nilai kehidupan yang mampu memenjara manusia, dan sekaligus membebaskan manusia. Ia adalah keagungan, keagungan kata-kata yang kaya akan nilai kehidupan. Dan siapapun mampu untuk meraih dan menemukan mozaik, syair-syair, dan alunan symfony yang merekah ruah. Seseorang mampu menjadi jiwa kesatria dan sebaliknya menjadi seorang pecundang kehidupan. Semua tergantung dari cara berpikir dan bagaimana cara kita merenungkannya kemudian kita refleksikan dalam dunia nyata untuk menyikapi setiap hal. Apakah kita maju, mundur, atau hanya berdiam diri tak melakukan apa.
Ambillah nilai-nilai dalam fiksi sebagai pegangan kehidupan sebagai manusia yang kokoh dan kuat menjalani hidup yang terjal, dan hargailah dunia yang nyata melalui fiksi yang mampu menebar kedamaian dunia, dunia kita dan dunia orang lain. Dan hargailah dengan senyuman kepada karya yang maha agung dan dasyat itu yang telah mengajarimu berbagai hal. Dan sampaikanlah kepada dunia bahwa yang kau butuhkan adalah keindahan. Melihat segala hal melalui cinta. Dan tertawalah saat kau tahu akan kehidupan yang menertawakanmu, karena tawamu adalah pengetahuan yang tak mereka ketahui. semangaaaaaaaaaaaaaaaaatttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!1

No comments: