Novel
adalah sebuah dunia yang amat menarik dan memikat. Ia adalah karya
maha agung pengarang yang syarat akan ide-ide, gagasan, pandangan,
dan nilai-nilai tentang kehidupan. Sebuah kehidupan yang berterbangan
dalam pikiran. Sebuah kehidupan yang dirangkai kembali dalam halayan,
dan angan-angan. Penyampaian dari jiwa yang seolah ingin berteriak
kepada dunia “inilah aku”. Sebuah ekspresi raga dan jiwa
pengarang yang terkoyak, tercabik, dan ingin mengungkapkannya dalam
ledakan-ledakan kata-kata. Kata-kata yang kemudian ia refleksi
sebagai realitas dunianya..
Sebab yang menjadikan dirinya mencipta dan seolah berontak tak lain
adalah jenu, jenu menyaksikan kehidupan yang seolah datar, dan ia
ingin menciptakan hal lain. Menciptakan dunia sendiri. Terkadang
surut, terkadang gelombang yang dasyat ia syairkan. Syair-syair yang
sangat bermakna, syarat akan pengalaman dan pengetahuan. Berdasarkan
refleksi diri yang ia rancang seperti membangun sebuah gedung yang
memerlukan beragam strategi. Pengimajinasian yang
memerlukan perenungan yang mendalam, tak sekedar asal-asalan. Semua
disusun secara sitematis dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
yang matang. Proses panjang yang memerlukan kecermatan dan kejelian.
Disusun agar orang tertarik, dan kemudian yang paling ia tunggu
adalah tanggapan yang akan ia dapat dari setiap hal yang ia
kemukakan. Kadang ada teriak, tertawa, tersenyum, menangis, pilu, tak
setuju, atau kadang mengacungkan dua jempol. Semua hal yang sangat
berarti, karena dengan itu ia termotivasi, dan ingin menciptakan
sesuatu hal yang lebih dan mampu menggugah setiap pikiran.
Lewat kata-kata bersayap yang ia ciptakan, ia
ingin menciptakan dunia ideal. Dunia yang ideal bagi dirinya
(pengarang). Memuat berbagai mutiara
kata-kata yang menggugah laksana tatasurya yang menawan. Terbang,
melesat, berhamburan, seperti bom waktu yang siap meledak kapanpun.
Mampu membuat orang menangis, tertawa, sedih ataupun bahagia.
Memunculkan ekspresi beragam yang sangat unik. Seolah kata-kata yang
tercipta adalah sebuah magnet yang begitu magis, sehingga mampu
menarik apa saja yang ada disekitarnya. Mengubah waktu sangat cepat,
membuat orang terbuai dalam mimpi, membawa manusia dalam ekpedisi
serta perenungan-perenungan yang mendalam, menciptakan
halusinasi-halusinasi yang meledak-ledak, dan mampu menggetarkan hati
dan perasaan, serta mampu membuat seseorang berdecak kagum, dan
berbagai hal lain yang tak bisa diungkapkan.
Novel seperti lelaki dan perempuan yang duduk
dalam sebuah taman. Bergandengan, berpelukan,
berucap-ucap symfony yang mengalun syahdu, semua seolah merekah
indah. Bintang dan bulan laksana bentangan surga dunia, tersenyum
melirik, mencubit, dan menutup mata merah merona tersipu-sipu malu.
Angin seolah sesosok wujud yang membelai mesra, berbisik, berucap,
melantunkan senandung cinta, dan membuai dalam kehangatan. Air seolah
mozaik kehidupan paling berarti, mengalir, berkelok, penuh
gelombang-gelombang yang mendebarkan namun mempesona. Api laksana
jilatan cahaya dalam kegelapan yang menuntun mesra. Terlihat elok dan
menawan.
Novel juga seperti lelaki
dan perempuan yang duduk dalam ruang kosong kesendirian rindu akan
kekasih. Kesepian laksana nyala keabadian yang tak kunjung
padam, hitam, gelap dan pekat. Jalan seumpama
tiada ujung, berjalan, merangkak, dan tak menemukan apa-apa, terasa
sia-sia. Hidup seolah kutukan, tangis, pilu, teriakan, dan makian.
Bulan, bintang murung durjana diselimuti awan, angin berhembus
laksana puting beliung menghancurkan yang dilewatinya, air seumpama
racun yang diminum romeo demi Juliet, api seolah hutan yang menangis
tercabik karena dunia yang kejam mengambilnya paksa. Novel memberikan
gambaran kepada kita seolah memandang bunga bangkai, disatu sisi
merekah indah dan elok, disisi lain berbau busuk
.Novel memunculkan suatu dunia yang bermacam makna ditawarkan, kaya
akan nilai-nilai kehidupan yang mampu memenjara manusia, dan
sekaligus membebaskan manusia. Ia adalah keagungan, keagungan
kata-kata yang kaya akan nilai kehidupan. Dan siapapun mampu untuk
meraih dan menemukan mozaik, syair-syair, dan alunan symfony yang
merekah ruah. Seseorang mampu menjadi jiwa kesatria dan sebaliknya
menjadi seorang pecundang kehidupan. Semua tergantung dari cara
berpikir dan bagaimana cara kita merenungkannya kemudian kita
refleksikan dalam dunia nyata untuk menyikapi setiap hal. Apakah kita
maju, mundur, atau hanya berdiam diri tak melakukan apa.
Ambillah nilai-nilai dalam fiksi sebagai pegangan kehidupan sebagai
manusia yang kokoh dan kuat menjalani hidup yang terjal, dan
hargailah dunia yang nyata melalui fiksi yang mampu menebar kedamaian
dunia, dunia kita dan dunia orang lain. Dan hargailah dengan senyuman
kepada karya yang maha agung dan dasyat itu yang telah mengajarimu
berbagai hal. Dan sampaikanlah kepada dunia bahwa yang kau butuhkan
adalah keindahan. Melihat segala hal melalui cinta. Dan tertawalah
saat kau tahu akan kehidupan yang menertawakanmu, karena tawamu
adalah pengetahuan yang tak mereka ketahui.
semangaaaaaaaaaaaaaaaaatttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!1
No comments:
Post a Comment