Laman

Monday, July 04, 2011

PROPOSAL : METODE PENELITIAN


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1    Desain Penelitian
Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada keterampilan berbahasa, dimana terjadi perubahan perilaku pada siswa setelah mengikuti materi pembelajaran membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Permasalahan yang diteliti adalah masalah yang muncul dalam proses pembelajaran siswa sehari-hari, yaitu tentang pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa. Melalui penelitian ini akan dilihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam pembelajaran dan perilaku siswa selama proses pembelajaran dan setelah mengikuti proses pembelajaran.
Perubahan tidak terjadi secara langsung namun ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa. Tahapan ini harus benar-benar dilalui oleh siswa agar hasil belajar bisa maksimal.
Dalam Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I  digunakan sebagai refleksi pada siklus II, siklus I terdiri dari beberapa tahapan yaitu: 1) rencana tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) evaluasi.
Apabila dalam siklus I ada pemecahan masalah yang belum selesai dan belum maksimal, dilanjutkan pada siklus II yang terdiri dari 1) revisi rencana pelaksanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) evaluasi. Kedua siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
                  P                                                       RP
                              O                                                      O
Keterangan:
P       :  Perencanaan
T       :  Tindakan
O      :  Observasi
R      :  Refleksi
RP    :  Revisi Perencanaan
3.1.1 Siklus I
            Siklus I merupakan tindakan awal penelitian berbicara bahasa Jawa krama melalui media film bisu. Tahap pada siklus I adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan evaluasi.
1.      Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini menentukan langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk memecahkan masalah. Masalah yang dialami adalah masih rendahnya keterampilan berbicara bahasa Jawa. Langkah -langkah yang dilakukan penulis adalah menyusun rencana pembelajaran, membuat dan mempersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan oleh penulis yaitu berupa pedoman lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dokumentasi dan menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Sebelum melakukan proses pembelajaran penulis terlebih dahulu menyusun desain pembelajaran dan mengkonsultasikannya kepada guru dan dosen pembimbing, sehingga proses pembelajaran sesuai dengan kelas dan akan berjalan dengan lancar.
2.      Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan adalah pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa dengan media film bisu, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan yaitu,
Pada tahap pertama, guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Setelah siswa benar-benar siap dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa dilaksanakan. Setelah selesai melakukan pembelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa. Guru memberikan penjelasan kepada siswa bagaimana dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Langkah yang selanjutnya yaitu siswa membentuk suatu kelompok dan memperagakan peran yang telah diberikan. Siswa berbicara secara spontan, namun sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru. Ketika kelompok tampil di depan, guru mengamati dan menilai keterampilan siswa dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa krama. Setelah semua kelompok tampil. Guru mengevaluasi penampilan siswa. Guru mengkritik dan memberikan masukan kepada kelompok yang masih kurang benar dalam berbicara bahas Jawa.
3.      Observasi
Langkah yang selanjutnya yaitu melakukan observasi, observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengamati segala tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, misalnya siswa bermain-main, tidak memperhatikan materi atau siswa berbicara sendiri, guru langsung memberikan pengarahan kepada siswa agar siswa memperhatikan pelajaran secara aktif dan tertib.
Proses pengambilan data tes digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam berbicara, sedangkan pengambilan data nontes dilakukan untuk melihat perubahan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran.
4.      Evaluasi
Setelah selesai melakukan penelitian, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu menganalisis hasil tes dan nontes pada siklus I dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran. Hasil dari siklus I sebagai acuan untuk menyusun langkah pada siklus II. Apabila hasil yang dicapai pada siklus I belum sesuai target yang ditetapkan, akan disempurnakan pada perencanaan siklus II.

3.1.2 Siklus II
Pada siklus II tahap-tahap yang digunakan juga sama dengan tahap-tahap yang digunakan pada siklus I yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan evaluasi.


1.      Revisi Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II merupakan tahap penyempurnaan pada siklus I. Peneliti menyusun perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah menyusun rencana pembelajaran berbicara dengan media film bisu dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I, membuat dan mempersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan oleh penulis yaitu berupa pedoman lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dokumentasi dan menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
2.      Tindakan
Tindakan pada siklus II adalah perbaikan pada siklus I. Dalam siklus II ini guru lebih merencanakannya dengan matang agar semuanya berjalan dengan lancar. Kesalahan-kesalahan siswa yang terjadi pada siklus I diperbaiki. Pembelajaran dalam siklus II lebih ditingkatkan lagi agar hasil belajar siswa lebih maksimal.
Tindakan dalam siklus II ini, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, sebelum dilakukan proses pembelajaran guru terlebih dulu menyampaikan materi pelajaran berbicara kepada siswa, setelah materi yang diberikan dirasa cukup, setiap kelompoknya memperagakan adegan dalam film secara singkat.


3.      Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, penulis melakukan pengamatan terhadap siswa dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi catatan-catatan perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati antara lain 1) keterampilan berbicara bahasa krama siswa mengalami peningkatan atau justru mengalami penurunan, 2) apakah ada perubahan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam observasi pada siklus II ini penulis melakukan wawancara kepada siswa, bertujuan untuk mengetahui komentar siswa terhadap pemakaian media film dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa. Setelah pembelajaran berlangsung guru memberikan jurnal yang harus diisi oleh siswa.
4.      Evaluasi
Evaluasi pada siklus II dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama pada siswa serta adanya perubahan perilaku siswa.

3.2    Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kemampuan berbicara bahasa Jawa ragam krama dan perubahan perilaku pada siswa SMP Negeri 3 Punggelan Banjarnegara tahun ajaran 2008/2009. Penentuan subjek penelitian berdasarkan pada hasil observasi yang dilakukan peneliti dan guru kelas, bahwa di kelas VIII D SMP N 3 Punggelan keterampilan berbicara bahasa Jawa masih rendah bila dibandingkan dengan kelas lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa dan mengubah perilaku siswa sehingga siswa dapat berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa dengan baik dan lancar.

3.3    Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu keterampilan berbicara dan proses pembelajaran dengan media film bisu.
Keterampilan berbicara bahasa Jawa yang dimaksud adalah kemampuan berbicara siswa yang santun baik dalam situasi formal maupun non formal. Siswa yang kurang terampil berbicara perlu ditingkatkan lagi agar siswa lebih terampil lagi dalam berbicara.
Media film bisu adalah media yang dipakai dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara. Media film bisu merupakan media yang memproyeksikan gambar-gambar tanpa ada suara. Langkah dalam proses pembelajaran adalah, sebelum siswa berbicara guru memutarkan film bisu terlebih dahulu. Setelah film selesai diputar siswa disuruh berbicara sesuai dengan yang ada di film.

3.4    Instrumen Penelitian
instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah instrumen tes dan instrumen nontes.
3.4.1 Instrumen tes
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes perbuatan yang berupa kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Jawa. Tes diberikan kepada siswa dengan cara siwa dibentuk kelompok-kelompok kemudian siswa memainkan peran yang telah diberikan sesuai dengan tema. Dengan ini peneliti akan mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa ragam krama.
Tabel 1. Skor penilaian
No
Aspek Penilaian
Skor Maksimal
1.
Pelafalan
20
2.
Penguasaan tema
20
3.
Kelancaran berbicara
20
4.
Sikap yang wajar
20
5.
Ketepatan sasaran pembicaraan
20

Dari tabel di atas dapat dilihat skor penilaian tiap-tiap aspek yang terbagi menjadi lima. Berikut tabel kriteria penilaian seluruh aspek.

Tabel 2. Kriteria Penilaian Kemampuan Berbicara
No
Aspek penilaian
Skor
Kategori
1.
Pelafalan
a.   Dalam melafalkan kata-kata sangat baik sesuai dengan unggah-ungguh basa
b.   Dalam melafalkan kata-kata baik sesuai dengan unggah-ungguh basa.
c.   Dalam melafalkan kata-kata cukup sesuai dengan unggah-ungguh basa
d.  Dalam melafalkan kata-kata kurang sesuai unggah-ungguh basa.


20

15

10

5

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

2.
Penguasaan Tema
a.   Tema sangat jelas dan sangat sesuai dengan film bisu yang diputarkan
b.   Tema jelas dan sesuai dengan film yang diputarkan.
c.   Tema kurang jelas dan kurang sesuai dengan film bisu yang diputarkan
d.  Tema sangat tidak jelas dan tidak sesuai dengan film bisu yang diputarkan.

20

15

10

5

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

3.
Kelancaran Berbicara
a.   Berbicara sangat lancar
b.   Berbicara lancar
c.   Berbicara cukup lancar
d.  Berbicara tidak lancar

20
15
10
5

Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

4.
Sikap yang Wajar
a.   Sikap siswa sangat sesuai dengan tokoh yang diperankan
b.   Sikap siswa sesuai dengan tokoh yang diperankan
c.   Sikap siswa cukup sesuai dengan tokoh yang diperankan.
d.  Sikap siswa kurang sesuai dengan tokoh yang diperankan.

20

15

10

5

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

5.
Ketepatan Sasaran Pembicaraan
a.   berbicara sesuai dengan tingkat tutur
b.   berbicara sesuai dengan tingkat tutur
c.   Berbicara cukup sesuai dengan tingkat tutur
d.  Berbicara tidak sesuai dengan tingkat tutur.

20
15
10

5

Sangat baik
Baik
Cukup

Kurang


Tabel di atas menunjukkan bahwa kriteria penilaian keterampilan berbicara digolongkan menjadi 5 aspek yaitu aspek pelafalan, tema, kelancaran berbicara, sikap, dan ketepatan sasaran pembicaraan. Masing-masing aspek dinilai berdasarkan kriteria penilaian dengan kategori sempurna 20, baik dengan skor 15, cukup dengan skor 10, dan kurang dengan skor 5.


Tabel 3. Pedoman Penialaian Kemampuan Berbicara
No.
Nilai
Kategori
1.
84-100
Sangat baik
2.
75-83
Baik
3.
60-74
Cukup
4.
0 - 59
Kurang

Berdasarkan pedoman penilaian berbicara di atas dapat diketahui kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Jawa krama berhasil dengan sangat baik, berhasil degnan baik, berhasil dengan cukup baik, dan kurang berhasil. Siswa yang berhasil sempurna adalah siswa yang memperoleh nilai 85-100. siswa yang berhasil dengan baik memperoleh nilai 75-83 siswa. Siswa yang memperoleh nilai cukup baik memperoleh nilai 60-74. sedangkan siswa yang kurang berhasil memperoleh nilai 0-59.
3.4.2 Instrumen nontes
Bentuk instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa dan tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan media film bisu. Bentuk instrumen nontes yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi.
1)      Lembar  Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data segala tingkah laku siswa yang terjadi selama mengikuti proses pembelajaran. Selama observasi dilakukan pengamatan perubahan-perubahan yang dialami siswa selama menerima materi pelajaran berbicara bahasa Jawa dengan menggunakan media film bisu. Hal-hal yang perlu diamati yaitu perilaku positif siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan perilaku negatif siswa terhadap kegiatan pembelajaran berbicara.
Aspek-aspek yang diliput dalam lembar observasi ini adalah (1) siswa memperhatikan penjelasan guru, (2) siswa bicara sendiri dengan temannya, (3) siswa bermain sendiri, (4) siswa mengerjakan tugas lain, (5) siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, (6) lain-lain.
2)      Wawancara
Wawancara dilakukan kepada siswa yang mengalami peningkatan nilai, siswa yang mengalami penurunan nilai, dan siswa yang tidak mengalami perubahan nilai, ketiganya sudah dapat mewakili subjek penelitian.
Aspek-aspek yang diungkap dalam wawancara ini antara lain (1) apakah kamu senang terhadap pembelajaran berbicara melalui media film bisu?, (2) kesulitan yang siswa hadapai selama mengikuti proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan media film bisu, (3) pendapat siswa tentang pembelajaran berbicara bahasa Jawa dengan menggunakan media film bisu, (4) apakah media film bisu menarik? Berikan alasannya, (5) saran siswa terhadap pembelajaran berbicara selanjutnya.
3)      Jurnal
Jurnal digunakan untuk mengetahui efektifitas penggunaan media film bisu pada siswa dan juga untuk mengetahui respon siswa terhadap media yang digunakan oleh peneliti.
Jurnal digunakan untuk mengetahui sikap dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran antra lain untuk mengetahui respon siswa selama menerima materi pembelajaran berbicara, sikap siswa saat berdiskusi, sikap siswa saat berbicara dan sikap siswa saat menerima materi pembelajaran berbicara dengan menggunakan media film bisu.
Hasil jurnal digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran, jurnal siswa untuk mengetahui kesan selama mengikuti proses pembelajaran.
4)      Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti terjadinya suatu peristiwa. Dokumentasi yang digunakan berupa dokumentasi foto yang digunakan dengan maksud untuk mendokumentasikan segala aktivitas selama mengikuti proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa denga media film. Dokumentasi foto juga untuk memperkuat bukti bahwa penelitian telah dilakukan dan juga untuk memperjelas data-data lain yang telah disusun.

3.5        Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk tes dan nontes
3.5.1        Pengumpulan Data Tes
Data tes diperoleh peneliti pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yang dilakukan siswa. Data tes tersebut antara lain, tes kemampuan berbicara siswa, kemampuan siswa dalam memainkan peran yang ada di film apakah sesuai atau tidak.
3.5.2        Pengumpulan Data Nontes
1.      Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan guru. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila peneliti lupa mencatat kegiatan siswa. Observasi dilakukan oleh guru pada saat siswa sedang menerima materi pelajaran di dalam kelas, peneliti juga melakukan observasi tingkah laku siswa di luar jam pelajaran atau di luar kelas, saat siswa berinteraksi dengan temannya ataupun dengan guru.
Tahap observasi yang dilakukan antara lain, (1) menyiapkan lembar observasi, (2) melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung, (3) mencatat hasil observasi pada lembar observasi yang telah disediakan.
2.      Wawancara
Wawancara bertujuan utnuk memperoleh data yang berisi pendapat siswa selama mengikuti proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan media film bisu. Wawancara dilakukan disela-sela pergantian jam pelajaran, waktu istirahat atau sepulang sekolah, agar siswa lebih terbuka dalam mengungkapkan pendapatnya tentang pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan media film bisu. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa pada saat menerima pelajaran, obyek wawancara adalah siswa yang mendapat nilai bagus dan kurang ataupun siswa yang tidak mengalami perubahan nilai. Ketiganya dianggap sudah mewakili proses penelitian.
Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan wawancara yaitu, (1) menyiapkan lembar wawancara, (2) menentukan siapa saja yang akan diwawancarai, (3) mencatat hasil wawancara.
3.      Jurnal
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa mengisi jurnal. Jurnal berisi komentar-komentar pada saat proses pembelajaran dengan media film. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hambatan dan apakah siswa merasa senang dengan adanya media tersebut.
4.      Dokumentasi
Pengambilan dokumentasi dilakukan oleh peneliti pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu segala aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

3.6        Teknik analisis Data
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, maka dilakukan analisis. Analisis dilakukan dengan beberapa cara yaitu teknik kualitatif dan kuantitatif.
3.6.1        Teknik kualitatif
Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan jurnal dianalisis satu persatu, kemudian ditarik kesimpulan. Hasil observasi peneliti dicocokkan dengan hasil jawaban siswa saat wawancara, jawaban siswa direkap menjadi satu kesatuan guna menarik kesimpulan sejauh mana antusias siswa terhadap proses pembelajaran.
Hasil analisis dapat digunakan peneliti untuk menilai langkah peneliti dalam menerapkan media film bisu dalam proses pembelajaran bahasa Jawa materi berbicara untuk menyimpulkan apakah metode yang digunakan peneliti sudah tepat atau belum.
3.6.2        Teknik kuantitatif
Tujuan dari analisis kuantitatif adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa pada siswa setelah mengikti pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama dengan menggunakan media film bisu. Data diperoleh dari hasil tes siklus I dan hasil tes pada siklus II. Analisis tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut,
1.      merekap skor yang diperoleh siswa
2.      menghitung skor kumulatif dari seluruh aspek
3.      menghitung skor rata-rata
4.      menghitung presentase dengan rumus
       Nilai Total
NP :                              X  100%
                Nilai Maksimal

Keterangan :
NP                         :  Nilai Presentase
Nilai Total             :  Jumlah nilai keseluruhan yang diperoleh siswa
Nilai maksimal      :  Jumlah nilai total maksimal
           

No comments: