PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa merupakan media bagi manusia dalam berkomunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat saling belajar tentang berbagai hal yang dapat meningkatkan pengetahuan. Pembelajaran bahasa dan sastra indonesia diajarkan di sekolah merupakan suatu cara untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan dan meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan ketrampilan berbahasa dan bersastra seseorang.
Ketrampilan berbahasa dan bersastra meliputi empat aspek ketrampilan yang saling mendukung satu sama lainnya, yaitu ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan menulis dan ketrampilan membaca. Bahasa dalam pemakaiannya hendaknya efektif dan efisien oleh lawan bicara. Semakin termpil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikiran seseorang (Tarigan 1987:1)
Membaca merupakan salah satu aspek berbahasa yang paling bermanfaat. Dengan membaca dapat diperoleh berbagai informasi, gagasan, pendapat, pesan, dan lain-lain yang disampaikan oleh penulis melalui lambang-lambang grafis yang sudah dikenal. Melalui kegiatan membaca akan diperoleh berbagai informasi dunia.
Membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang mempunyai pengertian: 1) membaca sebagai proses melisankan paparan tertulis, 2) membaca sebagai kegiatan mempersepsi tuturan tertulis, 3) membaca adalah penerapan seperangkat ketrampilan kognitif untuk memperoleh pemahaman daro tuturan yang dibaca, 4) membaca sebagai proses pemberian makna kepada symbol-simbol visual, 5)ketrampilan berbahasa yang memmpunyai kegiatan melisankan mempersepsi penerapan ketrampilan kognitif dan pemahaman berpikir, dan bernalar serta pemberian makna terhadap symbol-simbol visual, 6) membaca adalaha proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis 7)dari segi linguistic, membaca adalah suatu proses penyadian kembali dan pembacaan sandi, belainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding), 8)membaca adalah kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik menjadi/menuju lisan, 10)membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yag tertulis, dan 11) membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulis (Drs. Haryadi, M.Pd)
Pengalaman selama ini menujukkan bahwasanya kesadaran siswa untuk benar-benar membaca dengan benar dan tepat masih rendah. Hal ini dikarenakan, umumnya mereka merasa malas, bosan, dan jenuh. Mereka lebih tertarik untuk mendengarkan musik, melihat film, dan sebagainya dan membaca seolah tidak begitu penting, padahal membaca merupakan salah satu upaya dalam menanamkan ilmu pengetahuan. Dengan demikian perlu ada sebuah upaya yang jelas untuk mengubah persepsi dan pandangan siswa, yaitu peran seorang guru. Dari hal ini peran guru merupakan salah satu tonggak utama dalam meningkatkan kesadaran membaca. Guru berperan bagaimana ia mampu membuat siswa untuk tertarik membaca, selain hal demikian juga mampu menanamkan nilai-nilai tertentu yang bermanfaat bagi siswa. Guru adalah sutradara yang berperan dalam memberikan alternatif yang mampu menarik minat siswa dalam membaca, dialah yang menentukan berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran.
Keprofesionalan guru merupakan salah satu hal yang paling menentukan lancar atau tidaknya sebuah proses belajar mengajar. Ada tiga syarat utama yan harus dimiliki oleh guru agar mampu menjadi guru yang baik, yaitu menguasai (a) bahan ajar, (b) ketrampilan, (c) evaluasi pembelajaran, (Anni 2004:13). Dalam penguasaan ketrampilan pembelajaran, guru dituntut untuk menggunakan berbagai strategi pembelajaran. Strategi yang dapat menarik simpatik siswa sehingga mampu membuat sebuah pembejaran yang menyenangkan. Dengan demikian dibutuhkan solusi yang tepat dalam menangani permasalahan yang ada.
Alternative yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam meningkatkan ketrampilan membaca yaitu melalui media sastra berupa novel. Menurut Van Hoeve (2005) Novel adalah jenis karangan panjang yang menggambarkan tokoh-tokoh rekaan yang mengalami rangkaian peristiwa yang berkaitan satu sama lain disuatu tempat dan waktu tertentu. Henry Guntur tarigan (2003: 165) menyatakan bahwa novel mengandung kata-kata berkisar antara 35.000 buah, jikalau dipukul-ratakan sehalam kertas kuarto jumlah barisnya ke bawah 35 buah dan jumlah kata dalam satu baris 10 buah, maka jumlah kata dalam satu halaman adalah 35 x 10 = 3350 buah.
Alternative digunakannya karya sastra berupa novel dapat memberi sebuah kontribusi dalam meningkatkan kemauan siswa dalam membaca serta menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam batin siswa seperti halnya nilai moral. Pemilihan media novel, seperti kita ketahui bahwa siswa tingkat SMA umumnya remaja. Dan saat ini dunia pernovelan menjadikan para remaja sebagai sasaran empuk, menilai kondisi psikologis mereka masih belum stabil, mudah dipengaruhi, terombang-ambing, dan masih mencari sosok yang dapat dijadikan panutan. Novel memiliki berbagai jenis cerita, antara lain kisah percintaan, persahabatan, humor, novel islami, novel detektif, dan sebagainya. Dan hal terebut sangat digemari oleh para pembaca remaja (siswa). Dengan demikian media novel merupakan suatu sarana yang sangat ideal manakala seorang guru mampu memilah-milah sebuah novel yang baik guna alternative bahan mengajar.
Novel yang memuat realitas social didalamnya terdapat nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat, terutama jika bisa digunakan secara bijaksana. Perlu diketahui bahwa kedudukan novel sama dengan ilmu pengetahuan yang lain, yaitu suatu yang penting bagi kemajuan masyarakat (Jabrohim 2005). Dengan karya novel pengarang bisa menanamkan nilai-nilai moral dan pesan-pesan tertentu kepada masyarakat pembacanya. Subjektivitas yang disampaikan pengarang melalui karya novel mampu memberikan motivasi atau dorongan bagi suatu perubahan baik secara individu maupun kolektif. Hal ini akan sangat berguna manakala seorang guru mampu memanfaatkan sebagai media pengajaran, karena secara tidak langsung dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai yang baik kepada siswa.
Dalam hal ini penulis memilih novel Edensor karya Andrea Hirata sebagai media pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam novel tersebut terdapat nilai-nilai moral yang baik, seperti pencarian jati diri, tekat (rasa optimis), cinta (cinta tidak selamanya buruk, seperti melihat sisi seorang guru yang killer yang dipandang dari sudut cinta/ melihat dari segi positif), dan lain sebagainya. Dengan bacaan seperti ini diharapkan seorang siswa mampu tertarik dan mau untuk membaca, memahami bacaan tersebut. Secara tidak langsung menggunakan media novel, guru merangsang siswa untuk membaca dan memahami nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya sehingga siswa dapat memperoleh hal-hal yang menarik yang dapat diteladani dari tokoh.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran membaca khususnya siswa kelas XI SMK adalah umumnya guru dan siswa menganggap bahwa pembelajaran membaca bukan suatu pembelajaran yang penting, dan hal lain yaitu keengganan siswa untuk berlama-lama membaca sebuah bacaan. Kondisi demikian menjadikan pembejalaran membaca seolah hanya suatu formalitas belaka karena tidak dimanfaatkan secara optimal.
Kondisi lain yang memicu pembelajaran yang demikian karena adanya alokasi waktu yang kurang memadai serta peran dari guru yang monoton dalam mengajar, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan merasa rutinitas pembelajaran sekedar itu-itu saja dan tidak ada usaha dari guru untuk memberikan sebuah variasi dalam mengajar.
Dalam pembelajaran membaca guru seyoganya memberikan sebuah pembelajaran yang mampu memicu minat siswa, sehingga siswa tertarik mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Salah satu alternative yang dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan pembelajaran membaca adalah melalui penggunaan media novel. Dengan novel ini siswa dipicu untuk mehami bacaan secara ktitis kemudian memunculkan nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peningkatan ketrampilan membaca siswa kelas XI SMK setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media novel?
2. Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas XI SMK dalam pembelajaran membaca setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media novel?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan peningkatan ketrampilan membaca pada siswa kelas XI SMK setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media novel.
2. mendeskripsikan perubaha perilaku siswa kelas XI SMK seteah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media novel.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi khasanah penelitian khususnya pendidikan dan sebagai bahan pilihan dalam memperkaya referensi tentang alternative penggunaan media novel, juga sebagai sumbang pikir bagi guru dalam memberikan alternative pembelajaran membaca menggunakan media novel pada siswa SMK.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru siswa, sekolah, dan peneliti. Manfaat bagi guru adalah sebagai upaya menawarkan informasi alternative pembelajaran membaca menggunakan media novel dan juga dapat digunakan untuk mengembangkan ketrampilan guru bahasa Indonesia dalam berbagai pembelajaran lainnya.
Manfaat bagi siswa adalah sebagai suatu wawasan yang dapat diolah guna meningkatkan ilmu pengetahuan dan untuk memunculkan kesadaran membaca bahwa membaca tidak harus yang selalu yang berat namun bisa berupa bacaan yang menghibur sekaligus memperoleh ilmu.
Manfaat bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber alternative guna meningkatkan kinerja para guru, meningkatkan kualitas siswa, dan sekolah. Manfaat bagi peneliti yaitu memperluas wawasan ilmu pengetauan khususnya tentang alternative penggunaan media novel dalam pembelajaran membaca.
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian membaca
Menurut Keraf (1996: 42), membaca merupakan suatu proses yang bersifat kompleks meliputi kegiatan yang bersifat fifik dan mental. Kegiatan tersebut yaitu:
a) Mengamati seperangkat gambar-gambar bunyi bahasa menurut system tulisan tertentu, misalnya tulisan latin, Arab, Cina, dan sebagainnya.
b) Menginterpretasi kata-kata sebagai symbol lambang bunyi yang mengacu pada konsep tertentu.
c) Mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear logis dan sistematis menurut kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
d) Menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki dengan teks bacaan untuk memperoleh pemahaman terhadap isi bacaan.
e) Membuat simpulan dan nilai bacaan.
f) Meramunya dengan ide-ide dari fakta-fakta baru yang diperolehnya dari bacaan untuk memperoleh pengetahuan yang baru atau memperluas wawasannya tentang sesuatu.
g) Memusatkan perhatian ketika sedang membaca.
Banyaknya pengertian membaca yang dikemukakan diatas berlatar belakang dari berbagai hal, diantaranya:
1. Membaca merupakan kegiatan kenyataan yang rumit dan unik, bahwa betapapun tingginya kepandaian seseorang belum perah ada yang dapat merumuskan membaca itu dengan baik.
2. Orang dan atau kelompok orang dalam merumuskan pengertian membaca menggunnkan pendekatan, tujuan dan masalah aspek yang berbeda.
3. Penemuan-penemuan baru ddalam studi membaca.
Menurut nurhadi (2004: 60), tingkatan tertinggi dari membaca adalah membaca kuatif. Membaca kuatif adalah membaca yang tidak sekedar menangkap makna tersurat, makna antar baris, makna dibalik baris, tetapi juga mampu secara kuatif merupakan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari.
B. Tujuan membaca
Tujuan membaca dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi mencakup isi dan memahami makna bacaan. Nurhadi (2004: 14) mengemukakan bermacam-macam variasi tujuan membaca, yaitu:
1. Membaca untuk tujuan studi (telaah ilmiah).
2. Membaca untuk menangkap garis besar bacaan.
3. Membaca untuk menikmati karya sastra.
4. Membaca untuk tujuan menangkap garis besar bacaan.
5. Membaca untuk mengisi waktu luang.
6. Membaca untuk mencari keterangan tentang suatu istilah ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (Anderson dalam Tarigan 1994:9-10)
Tujuan orang membaca menurut Subagyo dan Nababan (1993: 64) adalah:
1. untuk mengerti atau memhami isi atau pesan yang terkandung dalam satu bacaan seefisien mungkin;
2. untuk mencari informasi yang
a) kognitif dan intelektual, yakni yang digunakan seseorangn untuk menambah keilmihannya sendiri;
b) referensial dan factual, yakni yang digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata didunia ini;
c) aktif dan emisional, yakni yang digunakan seseorang untuk mencari kenikmatan dalam membaca.
Sedangkan tujuan membaca menurut Widyamartaya (1992: 140) adalah membuat seseorang menjadi arif dengan alasan:
a) dengan membaca, orang yang menjadi luas cakrawala hidupnya;
b) dengan membaca buku, pembaca dibawa dalam dunia pikiran dan renungan;
c) dengan membaca orang menjadi mempesona dan terasa nikmat dalam tutur katanya
C. Aspek ketrampilan membaca
Menurut Broghton (dalam Tarigan 1986:11) ada dua aspek penting dalam membaca, yaitu 1) ketrampilan yang bersifat mekanis, dan 2) ketrampilan bersifat pemahaman.
1. ketrampilan bersifat mekanis. Aspek ini meliputi a) pengenalan bentk huruf b) pengenalan unsure-unsur linguistic, c) pengenalan hubungan/korespondensi pada ejaan dan bunyi kemampuan menyuarakan bahan tulis, serta d) kecepatan membaca bertaraf lambat.
2. ketrampilan yang bersifat pemahaman. Aspek ini mencakup : a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), b)memahami signifkasi atau makna, antara lain maksud dan tujuan pengarang, relevansi kebudayaan reaksi pembaca, c) kecepatan membaca yang fleksibel.
Agar dapat mencapai tujuan yang terkandung dalam ketrampilan pemahaman maka yang paling tepat adalah membaca dalam hati.
Membaca dalam hati dibagi dua, yaitu : a) membaca ekstensif meliputi: membaca survey, membaca sekilas, membaca dangkal, b) membaca intensif yang mencakup: 1)membaca teliti, 2)membaca pemahaman, 3) membaca kritis, 4)membaca ide.
No comments:
Post a Comment