Laman

Friday, June 24, 2011

KAJIAN KARYA SASTRA


Pengarang dengan karya yang dikajinya. Pengkaji terjemahan juga harus menguasai ilmu terjemahan. Secara umum ada empat teori terjemahan, yaitu:
            1. terjemahan leksikal
2. terjemahan gramatikal
3. terjemahan formal
4. terjemahan ekpresif
Terjemahan mempunyai kaidah , prinsip, dan disiplin ilmunya yang tersendiri. Pengkaji juga mesti memiliki pengetahuan tentang teori dan proses terjemahan, khususnya terjemahan kara sastra yang lebih menekankan kaidah terjemahan ekpresif. Penguasaan ilmu terjemahan sangat penting agar kajian yang dibuat dapat dipertahankan kesahannya. Karya sastra bersifat seni, halus, dan kreatif.
            Pengkaji karya sastra kreatif seyogyanya juga memiliki bakat seni kreatif. Dengan bakat tersebut pengkaji akan dapat segera mengetahui apakah penterjemah itu (dalam karya sastra). Dengan kata lain, penterjemh ka, rya sastra deskritif (sastra ilmiah) yang baik belum tentu dapat menjadi penterjemah karaya sastra kreatif yang baik pula.
            Bahasa karya sastra merupakan aspek kajian terjemahan yang terpenting. Pengkaji akan membandingkan bahasa dalam karya sumber (asal) dengan bahasa dalam karya sasarannya (bagaimana memindahkan bahasa asal kebahasa sasarannya). Kajian aspek bahasa ini penting karena “tiap bahasa mempunayi identitas (cirri-ciri) nya yang tersendiri yang unik, dalam pembentukan kata dan menyusun kata. Sehingga bahasa itu menjadi khas dan lain dari pada yang lain” (Samsuri, 1981:65).
            Dalam kajian bahasa mengenai karya terjemahan dapat dibandingkan: pemindahan kata, frasa, ungkapan kalimat, dan struktur bahasa, juga mengenai kelancaran, kehalusa, dan keindahan bahasa terjemahan dapat dbandingkan dengan bahasa asalnya.

1.  kajian terjemahan berfungsi sebagaipanduan bagi pembaca dalam memilih bahan    bacaan sastra terjemahan yang bermutu. Misalnya pada bagian kulit (cover)novel terjemahan “Madu dalam Saringan” (Mokhtar Ahmad, 1988) dituliskan pendapat seorangkritikus sastra (Ainon Muhammad) sebagai berikut:
“Madu dalam Saringan” merupakan karya terjemahan unggul, terjemahan yang tpat, padat dan penuh setia. Dalam terjemahan ini beliau berupa merapatkan jurang diantara pengarang asing dengan pembaca Malaysia baik dari segi budaya maupun sastra…… Sesungguhnya “ Madu dalam Saringan” merupakan terjemahan yang amat bermutu”.
Pendapat krikitus tersebut diatas tentu saja dapat menjadi panduan bagi pembaca.
2. ajian terjemahan juga berfungsi bagi pembaca sebagai panduan mengenai perbedaan atau kelemahan sebuah karya terjemahan dibandingkan dengan karya asalnya. Denagn itu, pembaca akan mendapat gambaran yang menyeluruh mengenai karaya terjemahan yang dibacanya.
3.  kajian terjemahan berfungsi sebagai panduan bagi penerjemah. Melalui penilaian pengkaji terjemahan terhadap suatu karya, penterjemah akan dapat melakukan terjemahan yang lebih baik dan lebih mematuhi “professional code” ( kode etik profesi) penterjemah.
4.   kajian terjemahan berfungsi sebagai panduan bagi kritikus satra. Keunggulan dan kelemahan sebuah karya terjemahan dapat dinilai berdasarkan hasil kajian bandingan karya yang dilakukan oleh pengkaji terjemahan. Malah kajian terjemahan juga dapat menjadi bahan rujukan bagi penerbit dalam memilih terjemahan yang akan diterbitkan.

No comments: