Laman

Monday, April 11, 2011

MAAF AKU MENCINTAIMU

Aku merasa sedih tiap kali berada dikeramaian. Berada dalam keterasingan yang memuakkan hati. Aku sedih, karena ketika itu aku ingat kamu dalam senyum dan tawa orang-orang disekelilingku. Alunan lagu yang kudengar pun terasa menyayat hati dan perih. Tiap kali itu aku ingin segera beranjak, berlari, berteriak, dan berkata kepada dunia “kenapa seperti ini”, tapi apa pernah ada jawaban? tak ada sama sekali, tak ada yang perduli. Aku seperti seorang anak kecil yang terkunci dalam kamar dengan suara music yang begitu keras, berteriak kepada dunia, tapi tak ada yang mendengar. Aku telah terabaikan.
Kini kita semakin jauh, dan amat jauh terasa benar adanya. Sakit. Sakit, karena setiap waktu kita terus berjumpa, bertatap dalam satu ruang seolah tanpa kenal. Ingin rasanya aku kembali kemasa lalu. Seperti kala harus menempuh berapa jam sekedar melihat sekilas senyummu. Menunggu lebih dari satu jam hanya untuk melihat balasan smsmu. Ataupun menunggumu didepan kampus hanya sekedar untuk mendengar kata “hai” darimu. Dan kini telah hilang semuanya, pudar dalam sekejap oleh sang waktu.
Masih teringat jelas kenangan itu, detik-detik saat kita akan berpisah. Kau sahabat dan orang yang paling kucintai pada akhirnya pergi meninggalkanku karena sebuah cinta yang salah. Kurasakan ada sesal yang teramat dalam dan tak mampu lagi tertutupi. Sementara dalam waktuku yang masih panjang aku hanya bisa menarik nafas, Setiap saat tak mampu menghindar tatapan antara kita, dan sebuah kebencianmu.
                                    =:=
‘val, jangan minum banyak-banyak ya, enggak baik buwat kesehatan’ sebuah pesan singkat yang kau kirim padaku. seorang gadis cantik nan mungil  setahun lalu yang kukenal lewat seorang teman yang perlahan menjadi seorang sahabat,  dan tak pernah ada dalam hitungan jari di kamus cintaku, kini benar-benar telah membuatku serasa tak memiliki daya apa-apa. jika menilik cerita kebelakang semua yang kurasakan saat ini terasa terlihat aneh, bagaimana tidak. seorang sahabat yang selalu ada didekatku, yang setiap saat menemaniku. seorang sahabat tempat bercanda tawa, seorang sahabat yang kujadikan tempatku berkeluh kesah tentang perjalanan cintaku, kini aku mencintainya. mencintai diwaktu dan saat yang salah.
Segera kubalas pesan singkat yang kau kirim ‘iya , nie juga udah selesai. makasih ya dah ngingetin’
‘iya,"
‘kok Tumben belum tidur,  lagi ngapain ?’
‘nie dikamar nonton tv. Belum bisa tidur"
‘aku kesana ya?’                                                                
‘ya kesini aja’
Aku segera berdiri dan melangkah meninggalkan teman-teman yang masih asik berkumpul dilantai atas. Segera kuturuni anak tangga dengan terhuyung karena kepala terasa pening. Tanpa  memperdulikan orang-orang yang menatapku, dengan santai aku berjalan menyusuri sepanjang lorong kamar. Bersiul dan bernyanyi-nyanyi kecil.sesekali kulihat kiri-kanan dan tampak beberapa teman yang tengah bercanda. ada yang bermain gitar, atau sekedar mengobrolkan apa saja. namun yang kutahu dari semua itu, mereka semua terlihat bahagia. sementara aku. hati aku saat ini sedang galau dan bingung melangkahkan arah untuk menggapaimu yang kurasa semakin jauh.
Ada perasaan bahagia kala melihat kau tengah duduk santai diteras.  Mungkin menungguku atau kau sekedar melepas penat, karena kutahu sesaat yang lalu kamu masih dikamar. Kau tersenyum melihatku. Senyum lesung pipit terindah yang kulihat, dan tatapan mata berbinar yang selalu kurindu tercipta dari dua bola mata yang indah. Aku sangat bahagia melihat anugerah yang diberikan tuhan yang diperlihatkan lewat dirimu. sebuah bingkisan terindah dalam hidup yang tak pernah kutemukan.
Aku segera menghampiri sebuah tempat duduk yang ada disampingmu dan sekilas kupandang kau lekat. terlintas dalam benak ingin rasanya untuk menggapai sebentuk keindahan ini, tapi aku serasa tak memiliki tangan untuk merengkuhnya,  karena tangan kecil tak memiliki daya untuk melakukan semua itu. Dan seperti waktu-waktu yang lalu, setiap kali deket kamu ingin rasanya  kuungkapkan segala hal, dan sebuah perasaan itu "aku takut. Takut tiap kali didepanmu dan kamu tak sadar bahwa aku menyayangimu". sebuah teriakan hati yang selalu terdengar dalam kalbu, dan sampai didetik ini aku belum memiliki kemampuan dan daya untuk mengungkapkannya. seakan sayapku telah patah sebelum aku terbang . Aku tertunduk lesu dan menangis dalam hati.
“kok bengong?”
“eh cry,maaf...”aku tersentak mendengar suaramu karena sedari tadi pikiranku tengah terbang jauh berkhayal.
“lagi ada masalah?”
“enggak” jawabku dengan segera karena aku tak ingin kamu tahu.
" kenapa diam?"
"lagi kepikiran sesuatu aja, tapi bukan hal penting"
"ouh"
"emang aku keliatan ada masalah?"
"kayaknya tapi gak tau juga"
"oh ya, kamu sendirian aja di teras, lagi nungguin seseorang?" selidikku penasaran.dalam hati aku berharap kamu akan berkata bahwa kamu menungguku.
"lagi pengen aja, soalnya suntuk dari tadi dikamar gak bisa tidur"
"ouh, kirain nungguin cowokmu" kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulut. Datar, namun terasa sakit ketika mengucapkannya. sakit menyadari kenyataan bahwa kau milik orang lain dan bukan diriku.
"cowokku yang mana. andi maksudmu?"
"iya siapa lagi" kupaksakan tersenyum.
"dari tadi sore sejak sampai di penginapan ini, dia belum kesini dan enggak tahulah sekarang dimana"
"enggak kamu sms?"
"biarlah, gak penting. entar kalo  kangen juga datang sendiri" terlihat senyum getir dari rona wajahmu. kalo ada sedikit keberanian ingin sekali kuhapus rasa sedih itu kuganti dengan tawa, tapi tak ada keberanian sama sekali. aku telah menyerah.
"emang kalian lagi ada masalah?"
"enggak ada sie. tapi kamu kan tahu sikap andi emang seperti itu. cuek banget"
"iya sih" aku menyadari tentang itu.
"ouh ya, kamu sendiri gimana"
"maksudnya?"
"iya mengenai cewekmu?"
"entahlah, sejak putus dari dina aku belum memiliki cewek"
"tumben"
"emang aneh kalau aku gak punya cewek?"
"dikit sie"
"maksudnya?"
"lucu aja. sejak kenal kamu jarang aku tahu kamu jomblo. biasanya habis putus ma cewek yang satu ganti ma cewek lain.  emang kenapa dah tobat?"
aku tak segera menjawab. ingin sekali rasanya kukatakan kejujuran ini. tapi kurasakan sesak. ada sebuah alasan yang tak mampu aku katakan. alasan yang tak lain karena keadaan yang terjadi padaku semua adalah karenamu, dan aku tak ingin kamu tahu mengenai ini.
"ditanya malah diem aja?"
"gini...jujur aja sebenarnya saat ini pikiranku sedang galau, aku lagi suka sama seseorang tapi gak tahu dia suka atau gak sama aku, dan entah kenapa setiap dekat sama dia seakan semua hal yang ada pada diriku hilang dan aku tak bisa apa-apa.." akhirnya aku mengarang, mengumpulkan kata-kata dan rekaan.
"maksudnya kamu gak PD"
 "mungkin bisa dibilang gitu.oh ya san, aku ingin minta pendapat sama kamu"
"apa"
"kalo misal kamu mencintai seseorang patut gak kalo cinta itu kamu pendam karena merasa belum memiliki keberanian, dan  menganggap belum ada saat yang tepat untuk mengungkapkannya karena sebuah alasan?" aku pun tertunduk menunggu apa yang akan kau katakan. aku tahu hal ini mungkin terlihat sebagai pertanyaan yang aneh, karena yang kamu tahu aku adalah seorang cowok yang jika berhadapan dengan makhluk yang namanya perempuan tak pernah merasa malu..
"kalo menurut pendapat pribadiku, semua itu enggak salah. setiap manusia  memiliki alasan-alasan yang membuatnya melakukan berbagai pertimbangan, dan itu bagiku wajar.  menurutku kalo bisa sebaiknya  kamu ngomong jujur secepatnnya sama cewek tersebut sebelum terlambat. kamu gak mau menyesal dikemudian hari kan? emang cewek itu siapa val, aku kenal gak sama dia ?"
"suatu saat kalau dah waktunya kamu juga akan tahu" padahal dalam hati aku ingin berteriak sekerasnya agar kamu tahu "cewek itu kamu san, kamu yang ngebuat aku kayak gini. kamu ngerti gak, sebenarnya aku to sayang banget sama kamu. andai ada keberanian dan mulut ini bisa bicara, saat ini juga aku ingin mengatakan semuanya. tapi apa dayaku san, keadaan memaksa aku harus seperti ini." rasanya aku ingin menangis didepan kamu. tapi air mataku telah kering tersapu sang waktu dan aku hanya bisa diam.
"kamu sangat mencintainya ya?"
"biasa aja"jawabku datar.
"enggak usah bohong, keliatan tuch dari ekspresi wajah kamu"
"iya iya. aku ngaku. aku emang sangat mencintai dia san, dan aku gak berani buwat bicara jujur sama dia. dan aku gak tahu kapan tepatnya rasa itu hadir, tapi yang pasti dia benar-benar berarti buwat aku. aku menyadarinya saat dia kurasa semakin menjauh dari hidup aku. sejak saat itu setiap hari kurasakan takut, takut dia akan ninggalin dan lupa sama aku selamanya "
"emang  cewek ini siapa sich val? mungkin dengan jujur aku bisa bantu kamu"
"dia adalah seorang cewek kukenal setahun lalu lewat seorang teman, seseorang yang dulu kuuanggap hanya sebatas sahabat. gadis termanis yang pernah kulihat, dan sahabat terbaik dalam hidup aku. tempat aku bercanda, tertawa, melepaskan penat, tempatku berkeluh kesah . dan kini aku benar-benar kehilangan dia saat dia kurasa semakin menjauh"
"siapa dia val! aku malah ngerasa sedih kalo kamu gini val"
"dia..........kamu san"tanpa tersadar air mata menetes membasahi bibir dengan sebuah perasaaan takut yang hadir.
"maksudmu?"
"iya san. itu kamu... maafin aku kalau mungkin aku jadi seperti ini. tapi itulah yang tengah aku rasakan san, aku takut kamu akan ninggalin aku. jujur sejak kamu pacaran sama andi, hari-hariku serasa sepi dan aku sadar aku membutuhkanmu. aku sayang kamu, dan aku gak ingin kehilangan kamu san"air mataku semakin deras menetes seiring kata yang terucap dan aku pasrah pada segala kemungkinan yang akan terjadi.
"maksudmu ngomong gini apa val. kamu tahu kan cowokku sahabatmu sendiri . kenapa kamu tega ngomong seperti itu"aku hanya tertuduk terhakimi atas setiap kata yang kau lontarkan.
"maafin aku.... aku gak berniat apa-apa. tapi jika kamu seperti aku kamu akan ngerti rasanya gimana. setiap waktu diliputi perasaan takut dan rasa bersalah dan tak tahu harus bagaimana. kamu tak tahu rasanya seperti in san, sama sekali tidak. kamu tak tahu rasanya menjadi orang sepertiku, menjadi seseorang yang merasa salah karena mencintai seseorang'
"jujur aja ya val aku kecewa. dan aku tahu rasanya gimana, karena aku juga pernah seperti kamu. asal kamu tahu ya aku juga pernah suka sama seseorang val, seorang sahabat yang sangat baik dihidupku, dan itu kamu. tapi........ semua iitu udah gak ada dipikiranku dan perasaan itu sudah setengah tahun yang lalu sebelum kenal sama andi. sejak kamu mengenalkan aku pada andi, aku sebenarnya gak mau dan ingin menolak, tapi aku gak mau kamu kecewa ma aku. tapi perlahan-lahan melihat semua hal tentang kamu aku sadar kamu gak akan bisa mencintai aku, aku mencoba untuk mencintai andi. butuh lama banget untuk itu val. dan kenapa setelah semua ini kamu baru bicara sekarang. setelah aku bisa mencintai andi. aku benar-benar kecewa sama kamu val" kamupun menangis dan berlari masuk kedalam kamar.
aku hanya bisa diam meratapi semua ini. semua hal yang aku takutkan menjadi kenyataan. aku gak tahu lagi harus apa. beberapa kali aku memohon maaf dan mengetuk pintu kamar tak kau risaukan. aku benar-benar hancur. hancur karena ucapanku yang telah lama terpendam, dan dengan sesingkat waktu saja setelah semua itu terucap seakan menjadi sebuah rasa sesal yang amat sangat.
menatap langit hanya kelam. bulan seolah murung tersapu awan hitam pekat. lentera-lentera yang bersinar tak lagi bisa terangi hatiku yang gelap gulita. bintang yang bertebaran seolah hanya sebuah titik yang tak berati. angin tak lagi kurasakan berbisik seperti yang lalu. seolah dunia murung seperti jiwaku yang kini tak merasakan apa-apa. menangis tak ada lagi airmata yang tersisa, berteriak tak ada yang peduli. kemanakh aku harus berlari. dikehingan malam yang menyesakkan ini kuukir sebuah goresan senandung nada nan pilu "MAAF AKU MENCINTAIMU" . Akan terkenang ataupun teringat disetiap waktuku. dan setelah semua ini kusadari kau telah pergi meninggalkanku. perlahan namun pasti kau lenyap dalam senja dan keheningan hati. hilang tak terbekas.

No comments: