Laman

Monday, April 11, 2011

MENUMBUHKAN KREATIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN MEMBACA, BERBICARA, DAN MENULIS DENGAN PENERAPAN METODE RECIPROCAL TEACHING


A.    LATAR BELAKANG
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa dituntut untuk terampil dalam berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam keterampilan membaca kadang siswa terbentur pada masalah untuk memahami bacaan, begitu juga dalam keterampilan berbicara dan menulis kadang siswa juga masih banyak mengalami kesulitan. Untuk itu kita sebagai guru bahasa Indonesia harus dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satunya adalah dengan mengganti metode pengajaran yang konvensional dengan metode yang lebih menerapkan siswa belajar lebih mandiri dan aktif. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam keterampilan membaca, berbicara, dan menulis adalah dengan metode reciprocal teaching.
B.     PEMBAHASAN
Model ini didasarkan pada model pengajaran yang disampaikan Arends yakni suatu prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa memahami bacaan dengan baik. Reciprocal teaching mengacu kepada sekumpulan kondisi belajar yang menempatkan anak untuk mengalami sekumpulan kegiatan kognitif tertentu dan secara perlahan melakukan fungsi-fungsi itu sendiri. Model pembelajaran ini berbasis dialog, jadi pada dasarnya metode ini memang dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan dalam membaca.
Penerapan metode reciprocal teaching memiliki empat tahapan strategi dasar, yakni:
a.       Klarifikasi
Setelah bahan teks bacaan diberikan, teks bacaan  ini dapat berupa teks mengenai konsep yang ingin diajarkan sekaligus berisi soal yang harus diselesaikan. Pada contoh ini, misalnya teks mengenai karangan argumentasi. Sesuai dengan teorinya pada tahap ini, siswa diminta untuk mencerrna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familier. Maka dibuat pertanyaan apakah mereka mengerti arti kata  atau konsep baru dalam teks tersebut, misalnya:
“apa yang dimaksud dengan argumentasi?”
“Apa yang menjadi cirri dari karangan argumentasi?”
Karena dalam bahasa Indonesia suatu konsep yang diwakili oleh satu kata dapat memiliki pengertian yang cukup luas, ini berkaitan dengan definisi, sehingga dalam tahap klarifikasi ini harus dicek apakah semua konsep baru dalam topic karangan argumentasi sudah dipahami pengertiannya oleh siswa melalui dialog
b.      Prediksi
Pada tahap ini pembaca (siswa) diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Dari uraian tersebut, jelas diketahui bahwa pada tahap ini diharapkan terjadi koneksi antara konsep yang baru dipelajarinya dengan yang sudah dimilikinnya.
c.       Bertanya
Strategi bertanya ini digunakan unutk memonitor dan mengevaluasi sejauh mana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri. Dari uraian tersebut jelas bahwa pada tahap ini siswa bertanya pada dirinnya sendiri untuk melakukan crosscheck tentang apa yang sudah diperolehnya dari proses belajar dan apa yang belum dimilikinya. Contoh pertanyaan sebagai berikut:
“apakah saya sudah memahami karakteristik karangan argumentasi?”
“ apakah saya sudah bisa membuat kalimat argumentasi?”
“langkah apa saja yang harus saya lakukan untuk menulis karangan argumentasi?”
“Konsep apa yang paling mudah dan paling sulit dipahami dari topic argumentasi ini?”
Sedangkan berkaitan dengan penyelesaian soal diatas, dapat diajukan pertanyaan sebagai berikut:
“apakah saya sudah paham langkah-langkah menyelesaikan soal-soal tersebut?”
“Apakah jawaban saya ini sudah benar?”
“Apakah langkah-langkah yang saya lakukan ini sudah tepat?”
d.      Membuat rangkuman
Untuk tahap ini, tentu sudah jelas sekali yang paling sederhana adalah meminta siswa untuk membuat ikhtisar dari proses pembelajaran yang berlangsung beserta hasilnya menggunakan bahasa sendiri. Hal ini berarti pada tahapan ini siswa dilatih untuk melakukan keterampilan menulis.
Untuk menjadikan pembelajaran reciprocal teaching lebih hidup dan bermakna, kami mencoba untuk mengembangkan model pembelajaran ini dengan menambahkan aktivitas setelah membuat rangkuman, yaitu menjelaskan rangkuman dimuka kelas untuk dipresentasikan. Pengembangan inilah yang melatih siswa untuk terampil dalam berbicara.
Dengan adanya pengembangan model pembelajaran reciprocal teaching ini diharapakan proses belajar pembelajaran bahasa Indonesia lebih hidup dan menyenangkan.

No comments: