Laman

Friday, June 24, 2011

TEKNIK PENGAJARAN KETRAMPILAN MENULIS

Hakikat Kemampuan Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah mengarang yakni memberi bentuk kepada segala sesuatu yang dipikirkan, dan melalui pikiran , segala sesuatu yang dirasakan , berupa rangkaian kata, khususnya kata tertulis yang disusun sebaik-baiknya sehingga dapat dipahami dan dipetik manfaatnya dengan mudah oleh orang yang membacanya. Penulis biasanya menuangkan apa yang ada di pikirannya dengan melibatkan perhatian para pembacanya.
Menurut Sokolik (2003) dalam Linse and Nunan (2006), menulis adalah kombinasi antara proses dan produk. Prosesnya yaitu pada saat mengumpulkan ide-ide sehingga tercipta tulisan yang dapat terbaca oleh para pembaca yang merupakan produk dari kegiatan yang dilakukan oleh penulis.
Kemampuan menulis menuntut seorang penulis untuk mampu menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan memahami apa yang akan dikomunikasikan, penggunaan unsure-unsur bahasa, kemampuan mengorganisasi wacana dalam bentuk karangan, dan juga pemilihan gaya bahasa yang tepat.
Ada  4 jenis tulisan menurut Gillie, Susan, dan Mumford (1996), yaitu deskripsi, narasi, ekposisi dan persuasi. Deskripsi adalah penulisan dengan penggambaran obyek dengan memanfaatkan lima panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa. Fokus penulisan tergantung pada hal panca indera mana, umur pembaca dan emosi pembaca yang akan ditunjukkan kepada pembaca. Narasi adalah bercerita. Penulisan ini digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan, melestarikan sejarah dan juga untuk menghibur pembaca. Sedangkan eksposisi adalah penulisan untuk untuk menjelaskan suatu proses atau ide-ide. Dalam penulisan ini dibutuhkan hal yang rinci tentang suatu proses ataupun penjelasan dari suatu definisi. Jenis tulisan yang keempat adalah persuasi. Jenis tulisan ini berisi untuk membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu. 
Dalam proses menulis, penekanan terletak pada keseimbangan antara proses dan produk. Produk merupakan tujuan penulis dan juga merupakan alasan melalui proses pra-menulis, konsep revisi, dan tahap editing (H. Douglas Brown, 1994:344). Dengan mengikuti langkah-langkah yang jelas siswa diharapkan dapat menghasilkan tulisan yang berkualitas. Seiring pendapat dengan Brown, Joy M. Reid (1988), kegiatan menulis merupakan suatu proses dimana harus melalui beberapa tahap yaitu tahap pra penulisan, tahap penulisan, tahap perbaikan, dan tahap editing. Tahap pra penulisan adalah tahap berpikir sebelum menuliskan sesuatu. Tahap ini meliputi memahami alasan menulis, pemilihan subyek yang diminati, memperdalam subyek sehingga mendekati hal yang benar-benar diinginkan Setelah memperdalam subyek, penulis mengumpulkan ide-ide. Satu hal dalam tahap ini adalah  perlu dipertimbangkannya calon pembaca yang akan membaca tulisan tersebut. Calon pembaca adalah suatu konsep yang penting untuk dapat memprediksi siapa pembaca tulisannya nanti. Untuk dapat berkomunikasi melalui tulisan, penulis harus memahami untuk siswa, anak laki-laki, anak perempuan, untuk orang tua atau bahkan tulisan tersebut adalah untuk ilmuwan.  Dengan memahami calon pembacanya, penulis akan memutuskan pola bahasa yang akan digunakan dalam tulisannya sehingga pembacanya akan mudah memahaminya.
 Tahap yang kedua adalah tahap penulisan dimana penulis mulai untuk mengorganisasi semua ide-ide yang ada kedalam kesatuan tulisan yang saling berkaitan. Ada tiga hal yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu memulai dan mengakhiri tulisan dengan jelas, menuliskan suatu pernyataan atau suatu pendapat dengan jelas, dan menuliskan kalimat-kalimat dengan lancar dimana unsur koherensi dan kohesi antar paragraf harus diperhatikan. Dengan melakukan tiga hal tersebut diharapkan tulisan yang dihasilkan akan dapat menjelaskan sesuatu kepada para pembacanya. Tulisan yang berkualitas juga memiliki arti bahwa tulisan tersebut menggunakan pola pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Pendahuluan dimulai dengan tulisan yang menarik pembaca untuk mau membaca. Pendahuluan ini bertujuan untuk memberikan ide pokok kepada pembaca sehingga mereka lebih mudah dalam memahami suatu tulisan. Untuk bagian isi dari suatu tulisan bertujuan untuk menyatakan topik yang ingin disampaikan oleh penulis yang disertai dengan contoh dan gambaran dari topik tulisan tersebut. Bagian terakhir dari suatu tulisan adalah kesimpulan. Bagian ini adalah menyimpulkan hal-hal yang telah ditulis di bagian pendahuluan dan isi dengan tanpa ada pengulangan kalimat yang sama. Selain itu, di bagian ini juga berisi tentang saran-saran dan perkiraan-perkiraan yang ingin disampaikan oleh penulis. Di bagian akhir ini, penulis memiliki kesempatan untuk mengecek kembali tulisannya. 
Tahap ketiga adalah tahap perbaikan. Pada tahap ini seorang penulis dapat memberikan tambahan-tambahan berupa ide dan hal-hal yang spesifik. Selain itu, penulis dapat menggunakan fakta-fakta, gambaran fisik, dan pengalaman yang dapat meningkatkan ide pokok. Disinilah penulis berkesempatan untuk berpikir bagaimana membuat tulisannya lebih menarik pembaca untuk membaca. Di dalam tahap ini pula, penulis dapat mengecek ulang apakah sudah tercapai tujuan dari suatu tulisan yang akan disampaikan oleh pembaca dengan contoh-contoh yang telah diberikan. Pada tahap perbaikan ini, seorang penulis dapat melakukan sendiri ataupun dengan rekan sejawatnya atau teman. Untuk perbaikan dengan rekan sejawat akan lebih efektif karena teman sejawat atau teman adalah orang lain atau bisa disebut dengan pembaca dari tulisan tersebut. Meskipun demikian bukan berarti semua masukan atau saran dari teman  tersebut harus dilaksanakan, tetapi dapat dipertimbangkan bagi sempurnanya suatu tulisan.
Untuk tahap yang terakhir dari suatu tahap penulisan yaitu tahap keempat yang disebut dengan tahap editing, seorang penulis dapat membaca kembali, mengubah dan memperkuat tulisannya dengan mempertimbangkan kebutuhan dari calon pembacanya dan mempertimbangkan tujuan dari penulisan tersebut. Selain dua pertimbangan diatas, penulis juga dapat mengecek tata bahasa dengan mengurangi kesalahan tata bahasa, kosa kata maupun kesalahan susunan kalimat. 
 b.  Menulis Narasi
Jenis tulisan yang menjadi acuan penulis dalam mengembangkan tulisannya, yaitu wacana narasi, Menurut Jeri, Susan, Heidy (1996: 99), narasi adalah mengarang atau menceritakan kembali. Jenis tulisan ini digunakan setiap hari untuk menjelaskan kegiatan, yang sedang terjadi maupun yang  sudah berlalu, dan tujuan dari penulisan narasi adalah untuk menghibur pembacanya.
Dalam memulai menulis narasi, terdapat  hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu menetapkan calon pembaca tulisan narasi dan menetapkan tujuan dari penulisan narasi tersebut. Penetapan calon pembaca sangat penting untuk menetapkan pola bahasa yang akan digunakan dalam menulis narasi. Menulis narasi untuk anak-anak akan sangat berbeda dengan menulis narasi untuk remaja. Demikian juga menulis narasi untuk orang dewasa umum akan berbeda dengan menulis narasi untuk kalangan ilmuwan. Penetapan tujuan juga sangat penting sebelum menulis narasi yaitu apakah tulisan tersebut mempunyai tujuan menceritakan kehidupan sehari-hari, atau mempunyai tujuan untuk menceritakan sejarah, ataukah bertujuan untuk menghibur pembaca. Dengan adanya dua penetapan ini akan memudahkan penulis dalam menulis narasi sehingga akan menghasilkan narasi yang berkualitas.
 Untuk menghasilkan tulisan narasi yang berkualitas dan bermutu, menulis narasi adalah menulis kronologi, artinya sangat memperhatikan dimana cerita itu terjadi dan kapan kejadian itu terjadi. Ada empat hal penting dalam penulisan narasi yaitu latar belakang, masalah, puncak masalah, dan penyelesaian. Latar belakang adalah hal-hal yang mendasari penulisan narasi yaitu karakter, tempat, dan waktu. Latar belakang ini akan memudahkan pembaca dalam mengikuti alur cerita. Kemudian terdapat masalah yang akan diselesaikan di akhir cerita. Masalah ini akan memuncak dan penuh dengan kejadian-kejadian yang tidak terduga. Puncak masalah ini kemudian diikuti oleh penyelesaian masalah.
Untuk menarik pembaca, dalam menulis narasi disertai dengan hal-hal yang detail, baik karakter yang ada dalam cerita, tempat dan waktu kejadian. Selain tiga hal diatas, pola bahasa sebaiknya juga diperhatikan. Kalimat langsung dan tidak langsung (reported speech) sering digunakan dalam penulisan narasi ini. Dengan pola ini, pembaca akan dibawa penulis seolah-olah berada dalam cerita tersebut. Selain struktur kalimat diatas, kata penghubung banyak digunakan dalam menulis narasi untuk menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi. Kata penghubung yang sering digunakan misalnya first, then, next, later, afterwards, dan finally. Kata-kata tersebut adalah untuk memberikan tanda tentang kronologi cerita.
 C. Hakeket Pengajaran Menulis dengan Media Gambar Berseri
Pengajaran pada hakekatnya adalah guru dan peserta didik saling menjelajahi bagaimana dapat berkomunikasi dalam pembelajaran. Guru memfasilitasi siswa dalam belajar dan siswa belajar sehingga mendapatkan hasil yang optimal dan berkualitas. Ada 3 prinsip pengajaran yang bahasa yang diutarakan oleh Nunan (2003 : 9-11) bahwa pengajaran yang baik adalah pertama, pengajaran yang berpusat kepada peserta didik dimana pendidik melibatkan peserta didik ke dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh adalah pendidik membuat tujuan pembelajaran yang jelas kepada peserta didik, membantu peserta didik dalam mencapai tujuan belajar, dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berkreasi dengan penyelesaian tugas-tugas sekolah yang telah diberikan. Kedua, meningkatkan pengajaran bagi peserta didik. Hal ini berarti pendidik harus selalu mencoba hal-hal yang baru, menyimpan hasil belajar dan pembelajaran siswa, dan mengamati cara mengajar. Prinsip ketiga adalah membuat pembelajaran yang menarik yang berdasar pada tugas-tugas yang berkesinambungan. Hal ini berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa disertai dengan memberikan feedback  kepada peserta didik.
Demikian juga pengajaran menulis. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik. Hal ini dikemukakan oleh Nunan (2003:92-95). Pertama adalah pendidik memahami alasan-alasan yang dikemukakan oleh peserta didik. Hal ini untuk mengurangi kesenjangan tujuan yang terjadi antara pendidik dan peserta didik. Kesenjangan tujuan ini sering terjadi dikarenakan pendidik tidak memahami alasan-alasan yang dikemukakan oleh peserta didik. Kedua, Pendidik sebaiknya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menulis. Pendidik dapat memberikan variasi pengajaran menulis dengan berbagai macam tulisan, sebagai contohnya adalah menulis surat, menulis kesimpulan, menulis puisi ataupun jenis tulisan yang lain yang membuat peserta didik menikmati aktifitas menulis. Prinsip ketiga adalah memberikan umpan baik yang membantu dan bermakna bagi peserta didik. Setiap ulisan yang dihasilkan oleh peserta didik harus diberikan umpan balik yang tidak harus ditulis oleh pendidik itu sendiri tetapi bisa melalui suara yang direkam dalam tape recorder ataupun pendidik dapat memberikan kunci-kunci kesalahan dan peserta didik dapat mengoreksi sendiri hasil tulisannya. Prinsip keempat adalah menentukan klarifikasi nilai yang akan diberlakukan pada hasil tulisan peserta didik. Sering terjadi bahwa pendidik hanya mengoreksi struktur kalimat saja dan tidak menilai unsur yang lain atau bahkan peserta didik tidak tahu mengapa dia dapat 100 dan temannya mendapat 50. Disini, pendidik wajib memberikan informasi kepada peserta didik unsur-unsur bahasa yang digunakan dalam penilaian.
Pengajaran menulis besar kaitannya dengan berbagai model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar. Ada beberapa model pengajaran menulis seperti dikemukakan oleh Linse dan Nunan (2006), yaitu menulis kelompok, berbicara dan menulis di kotak, pusat menulis, konferensi menulis, penggunaan kata-kata di papan. Dalam menulis kelompok, peserta didik belajar berkelompok dan menulis secara bergantian dan saling mengoreksi satu sama lain. Berbicara dan menulis dalam kotak bertujuan untuk dapat memberikan saran antar peserta didik dengan cara berbicara kemudian menuliskan sesuatu saran kepada peserta didik yang lain. Pusat menulis diadakan oleh guru dalam rangka memberikan tempat bagi peserta didik dengan kreasi menulisnya. Konferensi menulis adalah aktifitas dimana siswa diberikan kebebasan dalam menulis dan juga diberikan kesempatan untuk berbagi dengan temannya dan sekaligus juga diberikan kesempatan untuk mengkritik tulisan temannya dengan cara yang baik dan sopan. Papan kata-kata digunakan oleh guru untuk memberikan kata-kata kunci dalam menulis kalimat.
Pengajaran menulis dengan gambar berseri juga merupakan alternatif pembelajaran yang sangat menarik dan sangat mendidik  bagi peserta didik. Hal dikemukakan oleh Davis (1997) bahwa gambar berseri sangat mendidik siswa dan akan mengarahkan mereka menuju perkembangan mental. Hal ini berhubungan dengan daya imaginasi dan kreatifitas siswa dalam menulis suatu cerita. Demikian juga dalam pengajaran. Gambar berseri akan merefleksikan bahasa dan budaya dari cerita yang disampaikan. Selain itu, melalui pengajaran dengan gambar berseri suatu cerita akan menjadi kaya dengan isi dan pengembangan karakter peserta didik.
Gambar berseri merupakan salah satu pengajaran yang menarik dan mendidik. Adapun manfaat dari pengajaran dngan media ini menurut Davis (1997) adalah pendidik dapat mengembangkan keinginan dalam belajar bahasa siswa melalui gambar berseri, memudahkan peserta didik dalam belajar bahasa, memberikan kebermaknaan belajar dengan media autentik dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat memberikan keberagaman dalam belajar bahasa dan unsur-unsur bahasa. Selain itu, dengan media berseri, siswa dapat mempraktikkan bagaimana menggunakan sinonim dan antonym, siswa dapat belajar tentan budaya dari suatu daerah, dapat belajar tentang kalimat langsung dan kalimat tidak langsung, serta dapat mengidentifikasi masalah-masalah sosial, politik, ataupun lingkungan yang terjadi di dunia.
Dalam pengajaran menulis dengan gambar berseri terdapat hal-hal yang dilarang dalam penulisan. Hal ini dikemukakan oleh Comics Magazine Association of America Comics Code, 1989 di Beatty (2004) bahwa baik kata-kata, symbol, ataupun gerakan yang berhubungan dengan cacat fisik, suatu penyakit, kesukuan, hal-hal yang berbau seks, dan kepercayaan, tidak dapat diterima sebagai suatu cerita dari gambar berseri. Demikian juga dengan aksi-aksi yang merusak moral. Pengajaran menulis dengan media gambar berseri diwarnai dengan pendidikan moral dan menghindari tindakan-tindakan amoral.
KEGIATAN
A.     Penyusunan Program Pembelajaran
1. Topik : komik/gambar berseri
     Tujuan :
      1. untuk menggali pendapat siswa tentang kesenangannya atas gambar berseri atau komik.
      2. untuk memahami tentang sejarah komik atau gambar berseri.
      3. untuk memahami dan menggunakan pronoun.
      Waktu : 2 X 45 menit
Kegiatan guru
kegiatan siswa         
      
1.      guru bertanya komik atau gambar   
      berseri jenis apa yang mereka suka.

  2.  guru meminta siswa untuk bertanya dengan temannya tentang hal 2 tentang gambar berseri.

3.       guru meminta siswa untuk membaca dalam hati dengan teknik skimming.

4.       guru meminta siswa untuk menemukan ide pokok.

5.       guru menjelaskan tentang pronoun.

6.       guru meminta siswa untuk berlatih tentang penggunaan pronoun.

7.       guru bersama siswa mengecek jawaban.



1. Siswa menjawab pertanyaan guru


2. Siswa diskusi tentang gambar berseri dalam bahasa Inggris

3. siswa membaca artikel tentang gambar berseri /komik.

4. siswa mencari ide pokok dari artikel yang dibaca.

5. siswa mendengarkan penjelasan guru.

6. siswa berlatih penggunaan pronoun.


7. siswa dengan guru mengecek jawaban.



2. Topik : komik/gambar berseri
     Tujuan :
      1. untuk memahami beberapa kosa kata yang berhubungan dengan gambar berseri.
      2. untuk memahami tentang narasi atau cerita.
      Waktu : 2 X 45 menit

Kegiatan guru
kegiatan siswa         
      
1.       guru bertanya tentang kosakata yang sering muncul di komik atau gambar  berseri.

  2.  guru menjelaskan kosakata dalam bahasa Inggris yang sering digunakan dalam gambar berseri.

3.guru menjelaskan tentang narasi.

4. guru meminta siswa menulis narasi berdasrkan pengalaman mereka.

1. Siswa menjawab pertanyaan guru


2. Siswa mendengarkan penjelasan guru.



3. Siswa mendengarkan penjelasan guru.


4. siswa berlatih menulis narasi berdasar pengalaman mereka.

3. Topik : Hero
     Tujuan :
      1. untuk menjelaskan tenses yang berhubungan dengan penulisan narasi.
      2. untuk memahami tentang narasi secara detail
      Waktu : 6 X 45 menit

Kegiatan guru
kegiatan siswa         
      
1.       guru meminta siswa untuk membaca contoh-contoh narasi.

  2.  guru meminta siswa untuk berdiskusi secara kelompok untuk menulis cerita dengan topik hero.

3. guru menjelaskan tentang tenses yang berhubungan dengan narasi.
4. guru meminta siswa untuk membuat plot cerita.

5. guru meminta siswa mengembangkan plot ke bentuk cerita dan dialog.

6. guru memberikan penjelasan bagaimana mengembangkan narasi dengan gambar dan penggunaan komputer untuk membuat cerita lebih hidup dan bermakna.

1. Siswa membaca beberapa contoh narasi.

2. Siswa diskusi tentang cerita dengan topik hero (masing-masing kelompok 4 siswa).


3.siswa mendengarkan penjelasan guru.

4.siswa membuat plot cerita narasi.


5. siswa mengembangkan plot ke bentuk cerita dan dialog.


6. siswa mendengarkan penjelasan guru kemudian mengerjakan instruksi guru untuk mengembangkan narasi dengan gambar berseri dan menggunakan komputer agar cerita menjadi hidup dan bermakna.



B.    Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian hasil pembelajaran berdasarkan proses dan hasil selama siswa melaksanakan kegiatan penulisan narasi dengan media berseri.Adapun aspek dan bobot nilai yang diukur adalah:
1.      portofolio (30%): segala hal yang dilakukan siswa selama pembelajaran: plot cerita, cerita (narasi), gambar-gambar asli.
2.      aktifitas selama mengerjakan kegiatan penulisan narasi dengan media berseri 6 kali pertemuan (30%) faktor yang dinilai adalah kerjasama dan keaktifan masing-masing siswa.
3.      hasil (40%), aspek yang dinilai adalah ketepatan waktu dan kreatifitas penulisan narasi dengan media berseri.
HASIL PENELITIAN
  1. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran yang terjadi adalah portofolio siswa dan hasil cerita narasi dalam CD yang akan dipresentasikan siswa di depan guru dan semua siswa. Salah satu hasil kelompok siswa adalah sebagai berikut:
  1. Analisis Hasil Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penulisan narasi dengan media berseri, siswa dapat menghasilkan suatu narasi atau cerita yang menarik dan sangat kreatif, yang kadang-kadang penulis belum pernah membayangkan. Selain hal tersebut, siswa dapat langsung menggunakan teori narasi dan mengaplikasikan dalam suatu cerita berdasarkan imaginasi maupun pengalaman mereka. Penulis juga menanyakan kepada siswa apakah pembelajaran dengan penulisan media berseri efektif dan menyenangkan bagi mereka, siswa menjawab bahwa mereka sangat senang karena dapat mengaplikasikan dalam suatu cerita dengan memanfaatkan teknologi komputer sehingga menghasilkan sesuatu cerita yang lebih menarik.
                                                                     PENUTUP
  1. Kesimpulan
Kegiatan pembelajaran terhadap siswa SMA dengan penulisan narasi dalam bahasa Inggris dengan media berseri diperoleh kesimpulan bahwa (1) terdapat peningkatan kemampuan menulis narasi, (2) terdapat peningkatan kemampuan menulis melalui pemakaian kosa kata, tata bahasa, dan struktur kalimat, (3) terdapat peningkatan kreatifitas dalam menulis melalui gambar berseri, dan (4) terdapat peningkatan tanggung jawab dalam kerja kelompok yang masing-masing siswa saling bekerjasama dan memiliki tugas untuk menyelesaikan hasil tulisan secara tepat waktu. 
  1. Saran
Penulis berharap dengan adanya kegiatan penulisan narasi dengan media berseri dapat  dijadikan model  pembelajaran kreatif dan inovatif bagi siswa SMA sehingga akan dihasilkan lulusan SMA yang berkualitas. 
DAFTAR PUSTAKA
 Beatty, Ken, Read and Think,  Pearson, Hongkong, 2004.
 comics in the classroom.net/
 esl-lab.com/research/article.htm
  Gillie, Jeri Wyn; Ingle, Susan; Mumford, Heidi, An Integrated Course for Nonnative Speakers of English, Mc Graw Hill, Singapore, 2001.
 Linse,Caroline T, Practical English Language Teaching Young Learner, Mc Graw Hill, America, 2006.
      Nunan, David, Practical English Language Teaching, Mc Graw Hill,
     Singapore, 2003.
Reid, Joy M, The Process of Composition, Prentice Hall, Inc, United States of America, 1988.

No comments: